Wacana pembangunan kereta cepat sudah mendekati realitasnya. Dengan “nafsu” membangun yang sudah tidak tertahan. Haruskah kereta cepat didahulukan? Bukankah ini proyek mercusuar dengan kemungkinan efek ekonomi yang kecil?
Bila melihat ke pengguna transportasi masal selama ini adalah segmen menengah bawah. Kalangan menegah atas biasanya lebih memilih pesawat terbang. Lalu segmen mana yang akan dibidik oleh kereta cepat? Mungkin dari pertimbangan pemerintah, konsumen yang dibidik adalah kalangan menengah ke atas.
Tentunya ini akan salah sasaran, ini mengingat tarif kereta cepat ini nantinya menyamai tarif pesawat terbang, bahkan bisa lebih. Bagi segmen bawah tentunya tak akan mampu memakai moda angkutan kereta cepat ini. Bagi mereka masalah harga selalu menjadi pertimbangan dalam memilih moda transportasi.
Rakyat kalangan bawah sudah terbiasa dengan macet dan lambat asalkan murah. Beda dengan orang kaya atau pebisnis yang inginnya serba cepat. Mungkin saja kereta cepat ini lebih membidik kalangan orang kaya dan pebisnis. Namun bisakah ini mengisi kursi-kursi di kereta cepat nantinya?
Ini yang nampaknya diragukan oleh banyak orang, ada semacam pemborosan ekonomi dalam pembangunan kereta cepat. Anggaran pembangunan kereta cepat meskipun diluar belanja Negara, tetap saja akan memberi pengaruh fiskal ke ketahanan ekonomi. Harusnya proyek kereta cepat ini tepat sasaran agar efek ekonominya bisa cukup besar.
Justru bila ingin fair, dimata publik jalur kereta ganda di bagian selatan jawa lebih urgen. Ini mengingat jalur utara sudah memiliki jalur ganda, maka harusnya jalur selatan yang diprioritaskan daripada kereta cepat. Saat ini ekonomi rupiah butuh ekonomi berbiaya murah, inflasi yang tinggi harus ditekan dengan system transportasi yang murah.
Pembangunan kereta cepat memang akan meningkatkan efisiensi waktu, tapi kecil sumbangsihnya dalam menurunkan inflasi atau ekonomi tinggi. Selama ini tidak ada yang sinkron dengan pembangunan ekonomi negeri ini, asal mbangun tanpa pertimbangan strategis bagi kelangsungan ekonomi. Pembangunan yang harusnya diprioritaskan adalah yang bisa menekan inflasi atau ekonomi biaya tinggi.
Pembangunan infrastruktur besar-besaran ini harusnya berdasar untuk menekan ekonomi biaya tinggi. Karena buat apa membangun bila inflasinya lebih tinggi dari angka pertumbuhan. Ini sama saja dengan tidak membangun.