Sebuah bisnis keluarga bisa tumbuh besar, bisa juga hancur di tengah jalan. Kadangkala hanya karena kecurangan atau pengkianatan salah satu anggotanya bisa membuat bisnis keluarga ini buyar. Makanya lebih baik ada hitam di atas putih, agar persoalan bisnis keluarga bisa diselesaikan secara adil.
Dalam budaya kita memang hubungan keluarga seringkali lebih utama daripada masalah uang. Dengan mudahnya semua bisa dimaafkan, tanpa harus mengganti kerugian pada bisnis keluarga tersebut. Padahal ini langkah yang tidak sehat dalam membangun bisnis.
Apapun kesalahannya bisa dimaafkan, tapi tidak dilupakan. Harus ada langkah adil dari sengketa atau kecurangan yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga. Bila hal ini dijaga maka bisnis keluarga akan terjaga dan bisa tumbuh besar.
Banyak perusahaan keluarga yang lahir dari modal patungan di antara klan keluarga. Perusahaan ini juga dipimpin oleh manajemen keluarga, meskipun pada akhirnya mereka mengambil professional untuk tugas yang lebih rumit. Namun perusahaan tetap digerakan oleh dinamika keluarga.
Memang di bisnis keluarga ini ada rasa kepercayaan yang lebih besar daripada teman atau sekedar mitra bisnis. Keluarga yang anggotanya tumbuh bersama, biasanya memiliki kepercayaan yang tinggi. Ini yang menjadi modal utama langgengnya sebuah bisnis keluarga.
Beberapa perusahaan besar di Jepang maupun amerika adalah lahir dari bisnis keluarga. Bahkan sampai menjadi sebuah korporasi besar masih mendayagunakan anggota keluarga di top manajemennya. Meskipun mereka juga menarik beberapa top menajer dari kalangan professional, namun kentalnya bisnis keluarga ini menambah sinergi di antara mereka.
Persoalan baru muncul saat kepercayaan ini dinodai oleh salah satu anggota keluarga. Kadang dari pengkianatan ini bisa menghancurkan bisnis keluarga tersebut. Tidak heran bagi yang pernah merasakan hal ini seringkali menjadi phobia berhubungan dengan mitra bisnis yang digerakan oleh sebuah keluarga.
Ini bisa dimaklumi, pengalaman berharga dari kecurangan mitra bisnis ini bisa menjadi modal dalam berbisnis. Semua harus ada hitam di atas putih, agar jelas di mata hukum. Persoalan bisnis akan diselesaikan secara hukum, tanpa mengganggu hubungan keluarga. Semua kesalahan bisa dimaafkan tapi tidak dilupakan.