Pemakaian kartu kredit sudah semakin dibutuhkan banyak orang. Ini karena memberi keuntungan dan kemudahan berbelanja. Lihat saja banyak merchant ramai-ramai memberi diskon dengan promo kartu kreditnya.
Kerjasama merchant dan operator kartu kredit ini membuat ekspansi penggunaan kartu kredit semakin luas. Bisa saja mereka ini disebut kartel, karena kerjasama mereka bisa mengatur harga pada produk ritel. Sebenarnya tidak itu saja, kerjasama ini sudah menyentuh semua produk dan jasa.
Mereka mengambil keuntungan yang tipis pada jualan produk dan jasa, namun menguasai pengaruh sisi keuangan yang lebih besar. Para operator ini memanfaatkan kelengahan pemakai kartu kredit dalam mengelola keuangannya. Apalagi dengan banyaknya iming-iming menarik, jelasnya semakin meningkatkan nafsu untuk belanja.
Disini jebakan batmannya dipasang. Dari rentetan fitur dan tawaran menggiurkan dari kartu kredit, sampai diskon besar-besaran di merchant, membuat pemakai kartu kredit bisa hilang kendali. Belanja sepuasnya karena terlihat semuanya serba diskon dan murah, mumpung promo sayang untuk dilewatkan.
Jebakannya mulai terlihat saat utang kartu kredit ini mulai overlimit, sudah melebihi batas kredit. Tentunya akan kena charge atau biaya tambahan. Lalu jebakan lainnya, utang kredit mulai jatuh tempo, akibatnya kena penalty, kena beragam biaya kartu kredit. Kondisi ini semakin dalam saat utang kartu kredit mulai mengelembung.
Lha yang namanya belanja, kalau sudah keranjingan akan sulit dihentikan. Tangan ini akan gatal bila tak mengeluarkan kartu kredit di setiap konter kasir. Akibatnya jumlah utang yang harus dibayar setiap bulannya sudah diatas penghasilan perbulannya.
Kondisi ini mau tidak mau akan menjerat pemakai kartu kredit. Ada banyak contoh pelajaran dari belanja yang tidak terkontrol. Jumlahnya banyak sekali kasus-kasus penunggak kartu kredit yang diburu oleh debt kolektor, tapi tetap tak menyurutkan orang untuk belanja seenaknya.
Lepasnya kontrol diri ini menjadi awal dari kejatuhan finansial. Jeratan bunga kartu kredit tidak akan pernah lepas karena terus berbunga. Memang bunga berbunga, dan baru menyadari saat hidup mulai terusik dengan kehadiran banyak orang yang tak diundang ke tempat kediaman, untuk menagih utang kartu kredit yang sudah lama jatuh tempo.