Sudah sejak lama dunia usaha tertekan dengan bunga bank yang tinggi. Apalagi dengan struktur pinjaman usaha dalam bentuk rupiah, dipastikan beban bunganya sangat tinggi. Tidak heran korporasi besar akan memilih pinjaman luar negeri, karena lebih rendah bunganya.
Kondisi ini sebenarnya sudah cukup lama terjadi dan pemerintah tak mampu meringankan beban dunia usaha ini. Lha wong inflasinya tinggi, otomatis tidak bisa menurunkan suku bunga, apalagi suku bunga pinjaman yang biasanya akan lebih tinggi dari suku bunga acuan. Memang suku bunga tinggi ini adalah masalah klasik yang tidak akan pernah diselesaikan oleh pemerintah.
Padahal dengan Negara lain memiliki suku bunga pinjaman yang lebih rendah, akan membuat barang atau produk dunia usaha tidak kompetitif. Memang selama ini produk industri kalah bersaing dengan produk luar. Dari mulai harga sampai kualitasnya kalah jauh.
Penyebabnya juga bukan hanya dari suku bunga yang tinggi, tapi ada faktor lainnya. Seperti harga listrik yang mahal, juga membuat beban produksi semakin tinggi. Kondisi ekonomi biaya tinggi inilah yang bikin kita kalah bersaing di kancah internasional.
Tidak heran yang bisa dilakukan adalah berjaya di pasar domestik, akibatnya system ekonomi konsumtif menjadi pilihannya. Harusnya ini menjadi tanggung jawab pemerintah dalam memajukan dunia industri. Pemerintah memiliki dana anggaran yang cukup dalam meringankan beban dunia usaha.
Selama ini pemerintah hanya fokus mengurusi perijinan, pajak, tanpa pernah membantu dunia usaha dengan biaya ekonomi yang rendah. Akibatnya dunia industri kurang berkembang, para investornya malas bila disodori untuk membangun industri. Soalnya biaya ekonominya tinggi, sehingga tidak menguntungkan.
Para investor ini lebih memilih Negara lain yang memiliki ekonomi biaya rendah. Jadi dalam kondisi begini, jangan berharap kucuran dollar dari para investor. Selama pemerintah tidak berusaha menurunkan suku bunga pinjaman, tarif listrik, maka investor hanya melakukan profit taking atau investasi jangka pendek saja.
Iklim investasinya kurang menguntungkan untuk jangka menengah dan jangka panjang. Bayang-bayang melemahnya rupiah akan menurunkan keuntungan mereka dalam berinvestasi di rupiah. Harusnya ini yang menjadi pertimbangan pemerintah dalam pembangunan ekonomi, agar tercapai ekonomi yang berbiaya rendah.