Pembangunan infrastruktur jalan tol terkesan asal-asalan. Ini dibuktikan dengan tingginya tingkat kecelakaan di tol terpanjang tersebut. Ada banyak kekurangan hingga jalan tol baru tersebut lebih layak disebut jalan kampung.
Memang untuk jalan kampung tidak ada riset untuk standar keselamatan, rambu lalu lintas hingga kelengkapan struktur jalan. Ambil contoh saja, sebuah jalan mulus yang panjang dan tiba-tiba berbelok tanpa ada fitur rambu keselamatan sama sekali. Hanya ada sebuah rambu jalan akan berbelok, inipun tak akan terlihat di malam hari atau pada kecepatan di atas 100 km.
Harusnya dengan kondisi jalan kayak gini ada semacam pelambat laju jalan, setidaknya dalam posisi dua kilometer sebelum belokan, sehingga otomatis mobil yang berkecepatan tinggi sekalipun akan turun kecepatannya menjadi standar keselamatan 40 km perjam. Ingat dengan kecepatan mobil di atas 100 km perjam akan butuh beberapa detik untuk mengendalikan mobil tersebut, baik untuk manuver belok atau pindah posisi.
Ada banyak sekali kekurangan dalam proyek tol baru dan terpanjang ini, hingga bisa disebut asal-asalan. Mungkin kita sudah terbiasa trial and error, coba dulu ada kecelakaan yang bikin meninggal, baru dipelajari. Padahal teknis keselamatan jalan sudah baku dan ada standarnya.
Apalagi untuk standar jalan tol supermegah, pastinya memiliki kelengkapan riset jalan dan keselamatan sebelum dibuka untuk publik. Tidak semua kecelakaan menjadi kesalahan pengemudi, infrastruktur jalan bisa menjadi penyebabnya. Meskipun seringkali pengemudi dijadikan kambing hitam atas setiap kecelakaan pada jalan yang masih baru.
Itulah alasan terbaik, lha wong jalan masih baru kok, jelas pengemudinya yang salah, ngebut kek, ngantuk kek. Sebuah reaksi yang tidak bertanggung jawab, otoritas pengelola jalan tol ini bisa saja dikenakan dengan kelalaian yang bisa menyebabkan orang lain meninggal. Ada bukti bahwa jalan tol dibikin asal-asalan tanpa fitur keselamatan dan rambu jalan.
Disini peran pengawas pembangunan jalan tol amat krusial, tidak boleh ada celah dalam standar keselamatan jalan tol. Bila tak mampu dalam segi SDM, bisa sinergi dengan pihak terkait yang kompeten seperti dari kalangan ahli atau akademisi. Banyak keluarga kehilangan orang yang dikasihi gara-gara pembangunan jalan tol yang minim rambu keselamatan jalan.