Puasa dan Harga Kebutuhan Pokok yang Melonjak

01 June 2015

Siklus tahunan puasa ini memang selalu identik dengan harga kebutuhan pokok yang melonjak. Padahal harusnya bisa diantisipasi oleh para pengambil kebijakan. Namun nampaknya mereka lebih menyerahkan ke pasar dan tak berniat intervensi untuk mengendalikannya.

Memang dari sisi pemerintah cukup senang dengan kondisi ini. Lonjakan harga ini meskipun memberi inflasi cukup tinggi, tapi memberi perputaran konsumsi domestik yang menopang pertumbuhan ekonomi maupun GDP. Hanya ruginya bila inflasi tahunannya lebih tinggi dari inflasinya, maka tidak diperoleh kemajuan ekonomi sama sekali.

Pemerintah biasanya berharap dari pemberian THR dan gaji ke 13 untuk pegawai negeri dan TNI-Polri untuk menopang konsumsi domestik ini. Memang hanya itu yang bisa dilakukan pemerintah sehingga wajar tidak ada kemajuan sama sekali perekonomiannya. Terperangkap sebagai Negara dengan penghasilan menengah atau “middle class income trap” ini membuatnya tak bisa bergerak maju.

Ada biaya ekonomi tinggi dari inflasi yang tidak terkontrol ini. Padahal siklusnya tahunan dan bisa dipelajari alur penyebab inflasi yang tinggi ini. Contohnya berkaca dari inflasi bulan kemarin yang disebabkan oleh naiknya harga bahan makanan.

Harusnya sudah bisa dicari solusinya, bukan hanya sekedar memasang stok bahan makanan sekian ton digudang. Apa gunanya menggunakan anggaran untuk stok bahan makanan, sementara harga bahan makanan dikuasai oleh para spekulan atau pasar? Terlihat bukan tindakan yang efektif dan tepat sasaran dalam mengendalikan inflasi yang sudah bisa diduga.

Bila nasib perekonomian ditentukan oleh para spekulan atau pedagang pasar, maka buat apa dibentuk pemerintahan dan diberi dana atau otoritas mengelola anggaran. Tidakkah malah lebih baik menggaji para spekulan atau pedagang besar ini agar mengelola pemerintahan daripada pejabat yang tidak bisa berbuat apa-apa. Bila masalah waktu yang diberikan pastinya sudah cukup dan mereka adalah professional di bidangnya.

Meskipun seringkali lebih teoritis spekulatif daripada melihat realita dari sebuah siklus tahunan. Harusnya pemerintah sudah meninggalkan teori klasik yang digunakan untuk merendam inflasi dan lebih memperbaiki fundamental dasar ekonomi. Banyak hal yang harus dikerjakan daripada sibuk operasi pasar ini itu yang hanyak menghabiskan anggaran Negara.

Sudah saatnya menyelesaikan persoalan mendasar, seperti ekonomi biaya tinggi yang menghinggapi hampir seluruh komponen ekonomi. Bila tidak puasa ini nantinya hanya identik dengan naiknya harga-harga daripada kegiatan religi yang baik bagi kehidupan masyarakat.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->