Cara Sederhana Analisa Saham Jual-Beli

24 June 2015

Prinsip sederhana untuk jual beli saham adalah mengetahui saham tersebut under atau over. Cara ini bisa dijadikan landasan dalam jual beli saham, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Untuk menentukan posisi saham tersebut bisa digunakan analisa saham yang sederhana ini.

Bagi para trader yang suka bermain dalam jangka pendek, mereka akan mengoleksi saham-saham top gainer dan top losser yang memiliki volatilitas tinggi. Semua ini bisa dilihat di kurva atau grafik yang disediakan oleh pihak bursa. Data-data ini bisa dianalisa pergerakannya.

Sebuah saham yang mengalami penurunan pada kategori top losser, akan mencapai titik poin undervalue-nya. Ini bisa diketahui dengan melihat grafik golongan saham tersebut. Misal ini saham PT anu sedang mengalami penurunan cukup tajam atau top losser, kondisi ini akan terjadi beberapa hari. PT anu ini bisa dilihat masuk dalam kategori saham apa, pertambangan, ritel atau apa, lihat kurva penurunan saham-saham sector ini.

Saat sudah mencapai ambang bawah penurunannya, ini saat yang tepat mengoleksi saham ini. Bid saja saham ini di harga lebih tinggi sedikit dari harga terakhir. Pasti harga saham ini bisa tertahan penurunan dan berbalik naik.

Perhatikan pula selama saham tersebut masih overvalue akan terjadi penurunan terus, meskipun diselingi dengan koreksi. Pada hakekatnya lihat pula sentimen positif pada saham ini. Bila cukup kuat ini akan memberi dorongan untuk rebound, dan saat inilah untuk siap-siap posisi bid jual.

Memang ini yang dilakukan oleh trader, analisa saham yang dilakukan cukup sederhana. Pemain jangka pendek hanya butuh analisa sentimen positif atau negative yang kuat dan posisi saham tersebut sudah over atau under. Memang pondasi perusahaan tersebut harus diketahui saat melakukan analisa saham ini.

Sedang untuk pemain jangka menengah dan jangka panjang, harus lebih hati-hati saat membidik saham yang akan dikoleksi. Perusahaan tersebut harus dalam posisi undervalue, ini bisa dibeli saat IPO, bisa pula saat sedang mendapatkan banyak sentiment negative. Saham perusahaan yang akan dikoleksi untuk disimpan harus masuk 10 besar atau 25 besar pertumbuhannya, ini tentunya dimiliki oleh saham-saham bluechip.

Perhatikan grafik pertumbuhannya pada tahun kemarin, bandingkan dengan kondisi asetnya, jumlah utang yang dimiliki dan posisi dividen yang dibagikan. Memang lebih banyak data perusahaan yang harus dianalisa.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->