Sepanjang sungai Seine dikenal dengan deretan toko buku yang berjajar dengan warna hijau tua. Begitu melegenda karena sudah berdiri sejak abad 14 dan menjadi tempat mampir para turis dari seluruh penjuru dunia. Mereka lebih dikenal dengan “bouquinistes”, sebelum akhirnya berdagang suvenir karena menurunnya penjualan buku mereka.
Boleh dibilang persaingan bisnis toko buku ini bukan saja dari mereka sendiri, tapi juga dari luar. Dari perkembangan teknologi internet yang dengan mudahnya mendapatkan buku dalam bentuk ebook. Meskipun yang mereka jual adalah buku-buku berbahasa prancis, tapi dengan mudahnya bisa didapatkan secara online.
Untuk menyiasati penurunan penjualan buku ini, para “bouquinistes” ini mulai menambahkan souvenir di rak buku mereka. Namun ada juga mereka yang masih idealis dengan tetap menjual buku. Pihak dewan kota nampaknya melonggarkan aturan peruntukan toko buku ini menjadi lebih fleksibel.
Memang bagaimanapun mereka butuh uang buat makan, apa jadinya bila penjualan buku mereka menurun. Bukankah pelonggaran aturan akan menyelamatkan deretan toko buku legendaris ini, bisa jadi mungkin terselamatkan. Namun tetap saja tidak bisa menahan laju kekalahan dengan penjualan buku secara online.
Solusi lainnya, beberapa “bouquinistes” ini memajang lukisan karya pelukis lokal, juga produk-produk buatan mahasiswa seni daripada menjual souvenir impor dari Cina ini. Memang rata-rata harga kulakan souvenir dari cina ini sangat murah dan menguntungkan untuk dijual. Namun idealis para “bouquinistes” ini tak pernah luntur, bagaimanapun harus ada karya lokal yang mengisi toko buku legendaris mereka.
Memang begitulah bisnis akan berada dalam masa bertahan saat menghadapi gelombang perkembangan teknologi. Harus ada selalu inovasi untuk menjaga kelangsungan bisnis ini, tanpa menghapus tradisi yang sudah berjalan sejak 6 abad yang lalu. Deretan toko buku di sepanjang sungai Seine ini mungkin tak akan lekang oleh waktu, dan tetap akan menjadi atraksi turis yang menarik untuk dikunjungi.
Meskipun seringkali turis lokalnya saja sudah jarang untuk membeli buku, namun masih ada saja turis asing yang masih melihat budaya yang indah ini. Para “bouquinistes” ini masih menjadi daya tarik tersendiri bagi turis asing yang berkunjung ke paris.