Kalau zaman dahulu dikenal berternak hewan untuk berinvestasi, maka saat ini “berternak” uang untuk menjadi kaya. Dimana uang tidak mengenal batasan untuk berlipat gandanya. Cara mudah berternak uang ini memang bukan di bisnis riil, karena sudah begitu jenuh atau ketat persaingannya, tapi di manajemen keuangan.
Disini uang dikelola agar tumbuh dengan cepatnya. Uang bukan hanya bertambah satu persen perbulannya, tapi bisa satu persen perharinya bahkan perjamnya. Tentunya ini tidak akan terjadi kalau tidak mengenal bisnis saham, forex maupun trading online lainnya.
Memang jenis berternak uang model gini amatlah beresiko, jadi butuh pengetahuan dan pengelolaan keuangan yang baik, serta manajemen resiko yang jitu. Semua bisa dimulai dari investasi pada yang beresiko rendah dulu. Ambil contoh di deposito dulu, karena jelas akan membuat modal utuh dan uang akan bertambah.
Lalu saat uang sudah berkembang dan mulai mengenal saham, forex maupun trading lainnya, ambil cara yang beresiko menengah. Sisihkan separuh uang deposito dan masukan ke reksadana berpenghasilan tetap. Cara ini memang akan membuat uang berkembang lebih baik, tapi masih dengan manajemen resiko yang sedang-sedang saja.
Baru saat sudah punya modal atau uang cukup, mulai lirik investasi beresiko tinggi. Ini bisa diawali dengan bantuan para manajer investasi, yaitu lewat reksadana, untuk masuk ke reksadana saham dan produk derivatif lainnya. Cara ini boleh dibilang bisa membuat uang ini berlipat-lipat dengan cepatnya.
Ini dari pengalaman beberapa orang yang paling buruk mendapatkan penambahan uangnya sekitar 25 persen pertahunnya. Jadi kalau uang yang diternakannya 10 juta, maka ia sudah dapat 2,5 juta pertahunnya. Cukup lumayan, coba uang 100 juta, pasti ia akan dapat 25 juta.
Bila dibelikan mobil jelas uang 100 juta ini akan susut menjadi 80-90 juta setelah setahun. Namun tidak bila diternakan di reksadana, bisa bertambah menjadi 25 juta dalam setahun. Jelas bisa tidak perlu ngantor lagi, dan ongkang-ongkang kaki di rumah atau duduk-duduk di pantai uang sudah beranak-pinak sendiri.
Cara ini boleh dibilang beresiko tinggi, uang yang di investasikan bisa saja hilang. Misal karena krisis ekonomi, makanya di awal tadi sudah dijelaskan ambil separuh dari uang deposito. Seandainya gagal masih ada uang untuk investasi baru lagi.
Bila berhasil dengan investasi resiko tinggi lewat reksadana, maka sudah waktunya masuk ke saham, forex maupun jenis trading lainnya. Memang yang jenis ini bisa bikin uang berlipat ganda dalam hitungan bulan, hari bahkan detik. Namun resiko kehilangan uangnya bisa semakin besar, maka disini perlu belajar dan belajar, tapi lewat tahapan yang benar.
Jadi jangan pernah mencoba berinvestasi langsung ke saham, forex atau trading lainnya, tanpa pernah melewati manajemen resiko yang matang. Jangan terpengaruh atau tergiur oleh iming-iming di media social atau bujukan teman sekalipun. Atur emosi anda dalam berternak uang, sama seperti kesabaran saat memelihara hewan piaraan, semua harus dalam kendali anda.