Seringkali gaya hidup identik dengan gengsi, sehingga orang akan membayar berapapun demi gengsinya tersebut. Padahal bila sedikit untuk tidak gengsi, maka berapa uang yang bisa dihemat dan ditabung. Juga ini akan menjadi kesuksesan untuk hidup mapan dan kaya raya.
Ini bukan berarti untuk menjadi hidup lebih pelit, tapi hidup akan ada standar dan logikanya. Biasanya bila suka membanding-bandingkan akan sulit untuk tidak mengikuti gengsi. Bila teman atau tetangga memiliki mobil, maka demi gengsi akan memiliki mobil juga.
Gaya hidup memang bisa menjadi subyektif, sesuai dengan keinginan dan lingkungan tempat tinggal. Di perkotaan yang rata-rata lebih konsumtif, akan lebih sulit untuk menurunkan gaya hidup. Apalagi beredar berbagai macam bentuk gadget, alat elektronik, yang akan sulit untuk dipalingkan.
Padahal bila tidak mengikuti semua itu, akan ada banyak uang yang tersisa untuk ditabung maupun untuk investasi. Sebut saja harga sebuah gadget keren sekitar 3-5 juta, bila tidak gonta-ganti gadget selama setahun maka berapa uang yang bisa disisihkan untuk menabung. Inipun juga berlaku dengan semua kebutuhan di rumah lainnya.
Misal lebih memilih perabotan sederhana daripada sofa yang mahal, lebih menyukai TV yang lama daripada yang keluaran terbaru, ini akan menghemat banyak uang yang keluar tanpa guna setiap bulannya. Bayangkan bila dikalkulasi untuk semua belanja bulanan, sebenarnya 90 persen tidaklah dibutuhkan. Semua hanya keinginan untuk memuaskan diri yang selalu berputar pada itu dan itu.
Bila melihat ke gaya hidup, memang tidak semua orang akan bisa bertahan. Apalagi hidup di lingkungan yang suka membanding-bandingkan atau pamer. Mereka biasanya tidak akan bertahan lama untuk bisa hidup sederhana. Selalu ada saja keinginan untuk belanja ini dan itu.
Memang cukup sulit untuk menurunkan gaya hidup, padahal keuntungannya sangat baik bagi masa depan. Bisa pensiun lebih awal karena memiliki tabungan dan investasi yang cukup. Bisa tamasya dan keliling dunia karena memiliki tabungan yang cukup.
Istilahnya ada waktu yang lebih longgar saat bisa menurunkan gaya hidup, dan tidak diburu oleh keinginan untuk konsumtif yang menekan dan memakan banyak waktu untuk bekerja. Juga dengan menurunkan gaya hidup akan ada banyak waktu untuk keluarga.
Banyak orang yang merasa waktunya habis buat bekerja, dan melewatkan waktu yang indah dengan keluarga. Berangkat pagi, pulangnya malam dan tidak pernah bertemu buah hati. Hari sabtu dan minggu sering lembur agar bisa punya uang ekstra untuk menabung.
Padahal itu semua bisa dilakukan dengan menurunkan gaya hidup. Memang akan berat memulainya, tapi tidak akan ada kata terlambat untuk melakukannya. Keuntungannya sangat besar dan bisa mendapatkan kembali waktu yang terbuang bersama keluarga tercinta.