Rupiah menguat cukup tajam terhadap dollar Amerika pada penutupan kemarin, namun diduga lebih karena pelemahan dollar. Namun tampaknya hanya rupiah dan won Korea yang berpesta pora dengan penguatan yang signifikan. Bagi rupiah ini merupakan penguatan terbesarnya selama beberapa bulan stabil di level 12 ribuan.
Memang terlihat fluktuasi rupiah ini spekulatif, terlihat dari tembusnya level psikologis tanpa adanya sentiment positif yang berarti. Surplusnya neraca perdagangan yang terjadi pada beberapa bulan, namun rupiah saat itu nyaman di posisi 12 ribuan. Nampaknya akan terjadi fluktuasi spekulatif untuk beberapa hari ke depannya.
Sebelum mencapai level baru memang penguatan rupiah akan lebih spekulatif, bahkan BI lebih condong memberi rumor daripada mengkonfirmasi penguatan yang terjadi. Memang tidak ada data yang signifikan bahwa transaksi borong rupiah ini cukup besar untuk menyakinkan pasar keuangan. Namun hal ini cukup menjadi momentum yang bagus bagi para spekulan dalam mengoleksi dollar.
Terlihat pada ramainya aksi borong dollar pada penutupan kemarin, sehingga cukup menahan laju pengutan rupiah yang signifikan. Memang untuk ke depannya akan sangat bergantung pada rumor dan sentiment positif yang terjadi. Penguatan rupiah lebih lanjut bisa saja terjadi, mengingat memang data ekonomi cukup bagus.
Banyak hal positif yang sebenarnya sudah terjadi pada beberapa minggu dan bulan sebelumnya. Mulai dari neraca perdagangan yang positif, rekor baru neraca perdagangan dengan Amerika, terbitnya UU Minerba. Namun sebenarnya pada beberapa hari yang lalu pemerintah menerbitkan sukuk yang jumlahnya cukup besar.
Bisa jadi ini menjadi pendobrak penguatan rupiah yang signifikan, meskipun sebenarnya memang terjadi pelemahan dollar secara global. Artinya memang tidak hanya rupiah yang menguat, karena hampir semua mata uang menguat terhadap dollar. Memang fluktuasi rupiah untuk beberapa hari ke depan, bisa merupakan pengaruh eksternal yang kuat terhadap rupiah.
Buktinya data positif dari perokonomian hanya sekedar angina lalu, tidak memberi efek sama sekali. Malh justru membuat rupiah sempat stabil di 12 ribuan untuk beberapa bulan. Kondisi ini menyakinkan banyak pihak bahwa akan ada fluktuasi spekulatif untuk beberapa hari ke depan, dibandingkan fluktuasi yang stabil. Memang angka fluktuasi rupiah terhadap dollar akan cukup besar marginnya, ini membuat sangat tidak nyaman bagi pelaku bisnis, baik eksportir maupun importer.
Sebenarnya para pelakuk bisnis tidak terlalu ingin rupiah yang kuat atau lemah, mereka condong lebih suka rupiah yang stabil. Andaipun ada fluktuasi, maka fluktuasinya stabil dan berada di kisaran yang sempit. Ini akan mengamankan transaksi bisnis yang terjadi.. Namun bila fluktuasinya spekulatif akan membuat iklim bisnis menjadi tidak kondusif.
BI harusnya lebih responsif tidak hanya turun saat rupiah melemah, namun harus menstabilkan saat terjadi fluktuasi. BI memiliki data transaksi harian secara detail, sudah tahu akan ada penguatan maupun pelemahan rupiah. Disini diharapkan bisa menjaga di posisi stabil, apapun levelnya, ini demi iklim investasi yang kondusif.