BBM murah memang sudah lama dilakukan, saat produksi minyak cukup berlimpah. Perhitungannya memang untuk menurunkan biaya hidup karena bisa mengurangi biaya transportasi sehingga harga bahan pokok bisa rendah. Namun seiring perkembangan industri otomotif, maka subsidi BBM menjadi tekanan tersendiri bagi rupiah.
Sudah beberapa kali rupiah mengalami tekanan dari berbagai faktor yang memang komplek. Salah satunya akibat impor minyak yang tinggi, memang laju kebutuhan dollar menjadi naik tajam untuk impor minyak. Hal ini disebabkan konsumsi BBM yang tiap tahun semakin meningkat.
Beberapa riset independent memang menemukan adanya pemborosan dalam penggunaan BBM. Efisiensi penggunaan BBM boleh dibilang sangat jauh dalam kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Nilai satu dollar di Jepang dalam penggunaan BBM untuk kontribusi pertumbuhan ekonomi, maka disini bisa 100 dollar. Memang menjadi pemborosan sehingga menjadi beban utama bagi rupiah.
Memang akhir-akhir ini dan mungkin selamanya rupiah menjadi “sampah” akibat nilainya memang semakin menurun. Tata kelola ekonomi pada rupiah memang sangat buruk, persoalan ekonomi yang ditarik ke ranah politik membuat rupiah semakin menjadi “sampah”. Sebenarnya untuk membuat harga kebutuhan pokok murah bukan dengan subsidi BBM.
Keadaannya memang bukan seperti dulu, saat produksi minyak berlebih maka subsidi BBM tidak membutuhkan dollar. Namun saat ini subsidi BBM harus dibayar dengan dollar, dan harganya semakin mahal. Akibatnya menjadi percuma karena harga bahan kebutuhan pokok menjadi naik alias mahal seiring melemahnya rupiah.
Memang banyak kepentingan yang bermain agar BBM tetap disubsidi, mulai dari industri otomotif, politikus dengan ekonomi kerakyatan. Mereka yang bersembunyi dibalik kepentingan rakyat. Padahal rakyat lebih memilih harga kebutuhan pokok yang murah dibandingkan harga BBM yang murah.
Subsidi BBM telah merubah harga kebutuhan pokok menjadi semakin mahal, karena impor minyak membuat tekanan tersendiri bagi rupiah. Akibatnya selamanya rupiah akan melemah, bila kebutuhan akan dollar untuk impor tetap tinggi. Bila rupiah dibiarkan melemah, maka bahan kebutuhan pokok yang tinggi bisa bikin menurunnya kesejahteraan hidup rakyat.
Memang akan selalu ada mindset, bila BBM dinaikan akan mendongkrak bahan kebutuhan pokok. Hal ini karena BBM menjadi komponen utama sistem distribusi dalam ekonomi, namun sebenarnya bisa dikelola dengan menata harga kebutuhan pokok. Memang secara ekonomi harga akan bergejolak saat BBM naik, namun dalam jangka panjang bisa membuat rupiah menjadi menguat dan bisa menurunkan harga kebutuhan bahan pokok.
Memang perlu tata kelola dalam merubah subsidi BBM menjadi lebih mendukung rupiah. Sebenarnya tetap kepentingan rakyat yang diutamakan, karena bagaimanapun rupiah yang menguat akan membuat harga bahan kebutuhan pokok bisa murah. Ini adalah efek tidak langsung bila perekonomian bisa membaik, namun bila rupiah selamanya melemah akan membuat harga kebutuhan pokok menjadi semakin mahal.