Kinerja bursa saham adalah cerminan dari kondisi riil dan perekonomian secara keseluruhan. Tidak ada yang namanya bursa saham tumbuh pesat bila kondisi ekonomi masih amburadul. Jangan berharap investasi saham tumbuh bila PHK masal dan penggangguran masih tinggi.
Meski diakui masyarakat atau para investor saat ini lebih suka berinvestasi di deposito atau yang berpenghasilan tetap. Ini melihat pertumbuhan bursa saham juga kurang menggembirakan. Lihat saja dalam setahun pertumbuhannya masih minus diatas 10 persen.
Bukankah berinvestasi agar harta atau modal yang ditanam bisa tumbuh nilainya? Bila bursa saham masih terus minus, maka wajar siapapun akan mencari portofolio investasi yang menguntungkan. Andai bunga deposito dibikin 1 persen atau nol persen sekalipun, akan tetap diminati bila kinerja bursa masih minus.
Jadi jangan mencari hal lain yang tidak mungkin untuk menggerakan bursa saham. Penurunan bunga deposito malah bisa membuat rupiah terkapar, orang akan beralih ke simpanan dollar yang lebih menarik dan menguntungkan. Sekali lagi menurunkan bunga deposito bukan solusi yang tepat untuk menggerakan bursa.
Justru lebih baik, pemerintah memperbaiki sektor riil dan perekonomian secara keseluruhan. Jangan mau menangnya sendiri dengan melakukan hal-hal yang merugikan sisi lain perekonomian. Jangankan menurunkan bunga deposito, BI saja sangat enggan bila harus menggeser suku bunga rupiah. Efek dominonya sulit dihitung dan pada akhirnya menekan rupiah.
Seringkali kita melihat pemerintah putus asa atas perlambatan ekonomi sehingga memunculkan ide yang tak terduga. Iya kalau berakibat baik, tapi membuat perekonomian menjadi tak karuan malah lebih baik diam saja atau autopilot. Kadang membiarkan segalanya berjalan apa adanya bisa memperbaiki keadaan.
Dalam setahun inipun mungkin keadaan bisa lebih baik tanpa campur tangan pemerintah. Perubahan kebijakan yang salah arah membuat perekonomian lebih tenggelam dari ekonomi global. Lihat saja bursa saham yang minusnya paling parah dibandingkan dengan beberapa bursa di kawasan.
Banyak investor asing yang keluar dari bursa dan belum kembali, padahal sebagian besar mereka sudah kembali di Negara emerging market lainnya. Namun ini tidak terjadi disini, kinerja bursa masih paling buruk. Diduga investor masih meragukan kondisi riil perekonomian Indonesia hingga tak berani masuk.
Dalam hal ini pemerintah lebih baik tidak menelurkan ide yang aneh-aneh yang bisa memberatkan perekonomian. Lebih baik pemerintah fokus memperbaiki kondisi rill, memperbaiki daya beli masyarakat sehingga perekonomian bisa bergerak dan mampu menggerakan bursa kembali.