“Goreng” Saham, Semua Melakukannya

11 November 2015

“Goreng” dan Menggoreng saham sudah umum dilakukan oleh mereka yang terlibat dengan perdagangan saham. Bila tidak “digoreng”, nggak bakal dilirik oleh para investor. Hanya memang saat data dipalsukan atau tidak mencerminkan data yang ada, sudah masuk kategori pelanggaran dalam bursa.

Emiten dan Broker memang pihak yang paling disorot oleh otoritas bursa, karena mereka paling berkepentingan dengan pergerakan saham tersebut. Emiten memiliki harapan yang besar agar sahamnya berkilau dan bernilai lebih baik. Sedang broker tentu saja ingin komisi bisa lebih baik dari penjualan saham yang lebih bernilai.

Jadi “goreng” menggoreng saham ini sudah menjadi hal umum, dan investor sering tidak mudah percaya pada analisa broker tanpa data yang valid dari emiten. Bagaimanapun juga keputusan membeli saham tetap di tangan investor. Namun ada saja investor yang “pasrah bongkokan” atau percaya 100 persen pada para brokernya.

Ini terjadi pada investor pemula atau investor yang suka berspekulasi. Daripada memelototi data keuangan dari emiten, bukankah lebih gampang mendapatkan analisa dari para broker. Apalagi mereka memiliki instrument analisa keuangan yang lengkap.

Memang tidak mudah membaca sebuah kondisi keuangan pada sebuah perusahaan yang go public. Ada banyak variable dan sulit menyimpulkan tanpa memiliki kemampuan yang baik di bidang keuangan perusahaan. Apakah perusahaan ini memiliki prospek cerah, akan terus berkembang?

Semua ini menjadi pertanyaan oleh para investor yang hanya disuguhi dengan angka-angka yang mungkin masih berubah dan berkembang. Penilaian bisa salah, tapi penilaian yang dibesar-besarkan sudah sangat merugikan para investor. Ini layaknya “ABS” atau laporan yang serba manis tapi kenyataannya tak bernilai seperti yang diutarakan.

Bagaimanpun juga pergerakan saham lebih disandarkan pada sentiment yang berkembang. Kebanyakan investor juga memakai variable di luar data yang disodorkan oleh emiten. Seperti kondisi ekonomi global, nilai tukar rupiah, apapun yang berpengaruh pada kinerja perusahaan bisa menjadi data yang ikut dalam penilaian sebuah saham.

Bisa jadi sebuah perusahaan kinerjanya biasa-biasa saja saat melantai. Namun karena kondisi perekonomian sedang booming, maka nilai saham perusahaan tersebut bisa terangkat lebih baik. Di mata investor tetap saja kinerja perusahaan menjadi dasar penilaian, bila ini dipalsukan atau dibesar-besarkan dan tidak sesuai dengan kenyataan, maka sudah merugikan investor dan masuk kategori pelanggaran di bursa.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->