Semua sudah pasti tak menyukai sampah dan harus memiliki tempat khusus tersendiri. Dari bau yang tidak sedap, tak berguna, ternyata bisa melahirkan bisnis yang bernilai sangat besar. Baik dari segi potensi, prospek maupun keuntungan besar yang akan diperoleh.
Bisnis sampah bila ditelusuri, ternyata melebihi dari yang diperkirakan. Mulai dari sampah ini dibuang, dikoleksi ke tempat sampah, diangkut ke mobil sampah sampai dibawa ke tempat penampungan sampah, semuanya menghasilkan uang. Tidak sedikit yang hidup bersentuhan dengan sampah, dan berharap limpahan uang dari berputarnya sampah ini.
Tidak hanya di kota besar, di daerah urban kawasan perumahan, bisnis sampah ini cukup menguntungkan. Ada semacam restribusi sampah yang dikenakan pada setiap keluarga untuk menjalankan sampah ini sampai ke pembuangan sampah. Disini uang restribusi ini sudah menghidupi beberapa tenaga kerja, menggerakan peralatan transportasi sampai ke tempat penggolahan sampah.
Inipun tidak berhenti, jaringan pemulung yang menyeleksi sampah yang sudah dibuang, juga melahirkan bisnis lain di putaran sampah. Memang banyak yang menjauhi sampah, tapi mendekati sampah juga bisa menjadi bisnis tersendiri. Masa depan sampah begitu cerah, soalnya akan semakin besar volumenya sedang kapasitasnya akan semakin terbatas.
Tempat penampungan, pembuangan dan pengolahan sampah harus bersaing dengan lahan yang semakin mahal. Ini membuat bisnis sampah ini semakin bernilai, sehingga lokasi yang non komersial akan dimanfaatkan untuk membesarkan tempat komersial. Akibatnya terjadi pergerakan nilai lokasi dan semua yang bersinggungan di dalamnya.
Dari masalah tempat saja, sudah memberikan peluang pada bisnis transportasi, bisnis jasa tenaga kerja dan bisnis recycle. Ini membuat bisnis sampah ini sudah harus diakui sebagai komponen penting dari bisnis yang ada. Hanya saja kondisinya bisa di-nil-kan bila persoalan sampah ini dikembalikan ke individu atau penghasil sampah.
Adanya system pengolahan sampah sendiri di rumah atau instansi bisa membuat bisnis sampah ini bisa disederhanakan. Sampah yang sudah diolah di rumah tangga atau tempat komersial akan lebih memberikan efisiensi dalam pergerakan ekonomi. Hanya memang tak ada yang mau melakukannya.
Di Negara maju sudah dilakukan efisiensi dalam pengelolaan sampah sehingga tidak terlalu membebani perkonomian atau pemerintahan. Sampah sudah diolah secara system, diseleksi dan diatur hingga lebih efisien dari system konvensional yang ada. Persoalannya adalah maukah pemerintah daerah melakukannya?