Hampir beberapa minggu setelah “black Monday”, investor asing cenderung melakukan aksi jual. Namun sejak the fed menetapkan suku bunganya tak berubah, maka investor asing mulai meramaikan lagi bursa saham Indonesia. Meski posisinya masih net sell, tapi nilai transaksi asing ini sudah menyamai investor domestik.
Sebelumnya bursa didominasi oleh investor domestik dan emiten yang melakukan aksi buyback. Nampaknya sudah ada sedikit perubahan di bursa saham. Boleh dibilang keputusan the fed menahan kenaikan suku bunga amerika ini berdampak positif di pasar saham.
Namun diperkirakan tekanan jual atau profit taking masih cukup besar, hal ini karena investor asing masih belum yakin akan respon pemerintah terhadap keputusan the fed. Sebenarnya yang “punya gawe” adalah pemerintah dalam menjaga ekonomi rupiah, tapi selama ini selalu menjadi bulan-bulanan faktor eksternal. Hampir setiap kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah tak bisa menahan hantaman dari luar.
Boleh dibilang hampir sejak awal tahun ekonomi sangat lesu sekali, baik di bursa maupun di sektor riil mengalami masa yang suram. Investor dan publik seakan pesimis dengan langkah pemerintah yang tak kunjung bisa merubah keadaan. Bisa dipastikan ekonomi tidak akan pulih dengan segera, bila pemerintah masih berkutat dengan kondisi yang dihadapinya.
Kebanyakan persoalan ekonomi terjadi akibat kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi. Justru pada beberapa kasus, pemerintah membuat sendiri persoalan dan kebingungan mengatasinya. Ini tercermin dari kebijakan menghapus subsidi BBM dan dampaknya yang tidak bisa diatasi oleh pemerintah.
Banyak indikator ekonomi yang negatif akibat dari kebijakan yang kurang matang perencanaan maupun eksekusinya. Beberapa kalangan melihat sebagai incompetence di tim ekonomi, meskipun di mata investor sebenarnya ada pada kebijakan itu sendiri. Buktinya terlihat dari pemulihan ekonomi yang sangat lambat, bahkan bisa dilihat sebagai stagnan di ekonomi rupiah.
Di bursa sendiri juga terpengaruh oleh kondisi riil, dan pelemahan rupiah yang amat dalam. Pertumbuhan yang selama ini dipupuk, sudah hangus oleh kebijakan ekonomi yang dijalankan dalam setahun ini. Ekonomi tidak tumbuh malah hangus oleh arah kebijakan yang dilihat investor salah arah.
Beberapa pengamat percaya bahwa pemerintah berpijak pada analisa data yang dangkal. Persoalan yang terjadi dilihat berbeda oleh pemerintah sehingga kebijakan yang diambil tak mampu mengatasi gejolak faktor eksternal. Meskipun pemerintah sudah menyakinkan publik akan kondisi ekonomi yang ada, nampaknya hanya sekedar membangun optimisme tanpa aplikasi yang jelas.