Film Far from the Madding Crowd sudah dibuat empat kali dari Novel dengan judul yang sama. Bercerita tentang seorang wanita yang begitu mudah luluh oleh pria tak dikenal dengan seragam militer. Kisah yang mungkin banyak dialami oleh sebagian besar wanita muda saat itu, bahkan mungkin sampai saat ini.
Meskipun dari judul sebenarnya “Far from the madding crowd” ini berarti jauh dari kegilaan, atau lebih tepatnya berkisah tentang pria sederhana yang lebih peduli dan memelihara orang yang dikasihi daripada memiliki tapi merusaknya. Sebuah permainan hati, yang mungkin tak ada orang yang bisa melakukannya. Orang akan cenderung patah hati bila orang yang dicintainya pergi.
Daya tarik film ini memang terletak pada alur kekuatan novel “far from the madding crowd” yang menjadi sumbernya. Kisah cinta berliku wanita muda, yang belum begitu mengerti apa yang tersembunyi dibalik kemilau dunia. Film ini memang menghabisi sisi lemah wanita, tanpa menghina atau melecehkan gender seorang wanita.
Kita semua pasti dengan mudah melihat kisah film ini seperti di dunia nyata. Memang film berdasar kisah klasik abad 19 ini mengambil cerita tentang kehidupan petani abad itu di Inggris. Dimana saat itu wanita memang tidak semaju saat ini, jadi film ini juga memaparkan emansipasi wanita saat itu.
Daya tarik film lainnya, ada pada karakter Everdene yang diperankan dengan brilian oleh Carey Mulligan. Artis yang pernah sukses di film Pride and Prejudice ini memang tampil all out. Dia bisa bermain hati dengan siapapun lawan mainnya, sisi liar Carey Mulligan bisa terekspos lewat jalinan alur film ini.
Lokasi film ini memang sebagian besar dilakukan di Dorset, Inggris terkenal dengan daerah pertanian dan pemandangan yang indah. Dorset, Inggris merupakan tempat tujuan wisata dan property yang menjadi andalan Negara Inggris. Banyak orang asing yang setle dan membeli property di Dorset ini. Tempatnya yang indah dan damai, sangat cocok buat hidup maupun wisata.
Bagian yang menarik dari film “far from the madding crowd” adalah saat Gabriel Oak harus bekerja sendiri menutup hasil panen agar tidak kena hujan. Disini akhirnya Everdene menyadari, bahwa dia telah memilih pria yang salah dan mengabaikan “mutiara” yang selalu berada di sisinya. Sebuah penyesalan yang sering dialami oleh para wanita muda, dan harus dibayar seumur hidupnya.