Fungsi dewan komisaris dalam perseroan memang sangat krusial. Tugasnya yang mengawasi kerja direksi dalam perusahaan, membuat fungsinya bisa menjadi kepanjangan tangan pemilik perusahaan. Meskipun kadang posisi ini dijabat oleh orang yang tidak pernah menangani sebuah perusahaan.
Semua ini kadang tergantung pada pemilik perusahaan dalam menempatkan orang untuk mengawasi kerja direksi. Kadangkala bukan bermaksud untuk menjalankan fungsi sebenarnya, tapi hanya sebagai jabatan seremonial. Tetap saja yang memiliki kuasa pemilik perusahaan atau yang hadir di RUPS.
Di perusahaan maju atau sekelas korporasi besar, peran dewan komisaris atau dewan pengawas ini sangat krusial, bahkan menempatkan pula anggota komisaris independent. Posisi komisaris independent ini bisa meningkatkan pengawasan pada perusahaan atau eksekutif, sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap investor.
Pada perusahaan publik, kehadiran anggota komisaris independent ini sangat penting. Dalam banyak kasus mereka inilah yang menjadi tumpuan saat terjadi skandal di perusahaan. Ambil contoh beberapa kasus besar di beberapa korporasi besar di Jepang, ditemukan oleh para anggota komisaris independent.
Jadi posisi dewan komisaris ini penting, hingga seringkali orang “penting” yang mengisi jabatan ini. Meskipun orang penting ini tidak tahu seluk beluk akuntansi perusahaan, keuangan perusahaan dan masalah-masalah mendasar di perusahaan. Peran mereka bisa dipandang dari sisi lainnya.
Beberapa perusahaan swasta yang dimiliki keluarga cenderung menempatkan posisi dewan komisaris sebagai pelindung, daripada sebagai pengawas. Mereka memanfaatkan jaringan koneksi dari dewan komisaris untuk mendapatkan akses ke berbagai kemudahan dalam berbisnis. Kondisi ini sudah bukan rahasia lagi, fungsi yang bisa berubah sesuai dengan keinginan.
Di perusahaan BUMN posisi dewan komisaris ini bisa lebih fleksibel, bahkan bisa diisi oleh orang yang tak pernah berkecimpung di masalah ekonomi. Malah seringkali pula menjadi tempat “balas budi” bagi pejabat politik. Kondisi ini membuat kinerja perusahaan dipertanyakan, tentu saja dalam fungsi pengawasannya yang tidak optimal.
Apapun itu, posisi dewan komisaris harusnya diisi oleh orang yang kompeten. Orang-orang yang mengerti jalannya perusahaan dan menguasai permasalahan di perusahaan tersebut. Seorang anggota komisaris independent lebih baik dari seribu anggota dewan komisaris yang diangkat oleh karena hal lain.