Selama ini para nasabah yang mendatangi kantor bank, bagaimana kalau bank yang mendatangi nasabah? Tentunya ini ada berkat kinerja kreatif Bank pemerintah BRI yang melakukan langkah agresif membuat bank terapung. Meskipun jumlahnya masih kalah dengan jumlah pulau di Indonesia yang berkisar 17 ribu lebih, tapi bisa menjadi tonggak untuk maju bagi lembaga keuangan lainnya.
Selama ini faktor biaya atau ongkos operasi menjadi hambatan dalam melayani daerah pelosok atau pulau terpencil. Perbankan juga dituntut lebih ekonomis dan efisien dalam biaya operasionalnya. Disamping persaingan dalam menjaring nasabah antar lembaga keuangan yang semakin sengit.
Boleh dibilang masih banyak kalangan masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan, padahal perputaran uang mereka sangatlah besar. Ambil contoh mereka yang berprofesi nelayan, sebenarnya memiliki potensi yang besar bagi sektor keuangan kita. Diharapkan dengan jangkauan layanan keuangan akan membuat para nelayan ini lebih mengerti fitur perbankan dan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan potensi mereka.
Hambatan untuk membuat bank terapung ini memang sangat besar. Mulai dari pegadaan kapal, peralatan adminitrasi keuangan yang semua ini tidak sedikit modalnya. Belum lagi biaya operasional yang berhubungan pergerakan kapal dari satu pulau ke pulau lainnya.
Semua ini bila dihitung pastinya akan rugi, namun bisa dilihat manfaat ke depannya, akan membuat perubahan besar pada sektor-sektor ekonomi yang belum terjangkau perbankan. Imbasnya pasti pada percepatan dan peningkatan transaksi bisnis yang akan berpengaruh bagi kemajuan ekonomi daerah tersebut.
Memang masih perlu subsidi di awal, dan ini layak buat bank plat merah untuk memulainya. Namun bila dianalisa peluang ke depannya, bank pemerintah ini akan diuntungkan dari besarnya potensi para nasabahnya. Jangan dikira nelayan akan selalu minus keuangannya.
Nelayan tradisional mungkin saja masih terbelakang, tapi dengan perhatian yang besar ke program poros maritim, maka potensi dan skala ekonominya bisa sangat besar. Potensi kelautan yang belum digarap masih banyak, dan ini bisa mengalahkan sektor riil yang ada di darat. Dua pertiga wilayah kita adalah lautan, harusnya mayoritas ekonomi kita bersandar pada potensi maritim.