Melihat tren pelemahan rupiah yang dengan mudahnya menembus level psikologis, nampaknya pasar sudah tak bisa diyakinkan lagi oleh langkah pemerintah. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan saat rupiah menembus level psikologis, tidak membuat investor bergeming. Mereka terus melakukan aksi jual portofolionya dan memburu dollar sebagai gantinya.
Bila dilihat dari tingginya permintaan dollar dan aksi jual di pasar saham yang masih berlanjut. Nampaknya pemerintah perlu melakukan langkah strategis dan lebih konkret, bukan langkah proteksionis jangka pendek. Kondisinya sudah benar-benar kritis dan perlu langkah yang fundamental.
Salah satu yang dicemaskan oleh pasar adalah melonjaknya utang dan semakin tingginya defisit di anggaran. Ini sudah menjadi lampu merah bagi pemerintah untuk memperbaikinya, dari paparan pejabat ekonomi di dewan, tampak kurang agresif dalam menyentuh persoalan fiskal. Suatu yang membuat pasar menjadi ragu akan reformasi keuangan atau tindakan dalam menyelamatkan rupiah.
Padahal kondisi global cukup kondusif dengan turunnya suku bunga cina yang direspon positif oleh pasar. Ternyata kondisi eksternal yang positif ini tidak bisa mengangkat pelemahan rupiah. Memang ada anomaly dalam kondisi perekonomian rupiah, disamping gelontoran buyback ke bursa saham Indonesia, ternyata tak berimbas ke penguatan rupiah.
Nampaknya investor terus memburu dollar dan meninggalkan portofolio investasinya dalam bentuk rupiah. Meskipun pemerintah terus melakukan buyback, agaknya kondisi ini belum menyentuh dasarnya. Pemerintah harus waspada dengan kondisi ini dan sebaiknya melihat data yang berkembang dengan cermat.
Selama ini pemerintah terlalu yakin dengan datanya dan sangat meremehkan gejolak para investor ini. Padahal bila pemerintah mau sejenak melihat ke data investor ini bisa diambil solusi yang lebih baik dan langkah strategis dalam menahan pelemahan rupiah. Ada semacam kekeliruan dalam memandang persoalan rupiah ini atau terlalu yakin dengan data yang dimiliki.
Bisa jadi data yang ada terlalu optimis, suatu yang harusnya tidak dipakai sebagai dasar dalam melihat pelemahan rupiah. Jangan menjadikan asumsi sebagai dasar dalam menyelamatkan rupiah. Update data yang berkembang dengan cermat, karena ini yang menyelamatkan dua krisis moneter sebelumnya.