Ekonomi Malaysia mengalami penurunan seperti kondisi perekonomian global. Ini tak lepas dari pengaruh eksternal yang kuat, disamping kasus politik dan korupsi yang membuat kondisi ekonomi Malaysia menjadi lebih buruk. Harusnya Malaysia bisa bertahan, karena memiliki indikator ekonomi yang lebih baik dari Indonesia.
Data inflasi year on year menunjukan Cuma 3,3 persen, jauh lebih baik dari Indonesia yang di atas 4 persen. Pertumbuhan ekonominya juga lumayan lebih tinggi dari inflasinya, yaitu di kisaran 4 persen ke atas. Bandingkan dengan Indonesia yang inflasi dan pertumbuhannya berimbang.
Hanya saja hutang Malaysia cukup besar terhadap GDP, rasionya sudah di kisaran 50 persen terhadap GDP. Tentunya masih lebih baik Indonesia yang lebih ketat menjaga utangnya di kisaran 30 persen terhadap GDP. Namun dua-duanya kebobolan cadangan devisanya mendekati 100 milyar dollar gara-gara intervensi di pasar uang.
Diperkirakan gejolak mata uang membuat Malaysia maupun Indonesia harus kehilangan banyak cadangan devisanya. Hanya persoalan Malaysia memang lebih ruwet ketimbang Indonesia. Malaysia memiliki kasus politik yang tak kunjung usai hingga menjalar ke persoalan ekonomi.
Puncaknya saat terjadi kasus korupsi yang melibatkan keluarga dari perdana menteri Malaysia. Buntutnya terjadi konflik politik dan larinya beberapa investor dari Malaysia. Bila kondisi Malaysia ini semakin memburuk tentu saja bisa berpengaruh ke Indonesia.
Seperti diketahui pekerja Indonesia mengisi banyak lapangan kerja di Malaysia. Remintance dari Malaysia ke Indonesia cukup besar dari sektor tenaga kerja ini. Belum lagi hubungan yang erat di perdagangan dan perkebunan, keduanya memiliki kesamaan industrinya dan berbagi dalam beberapa komoditas dipasar global.
Banyak pula investasi Malaysia di Indonesia yang bisa saja ditarik bila kondisi ekonomi di negaranya semakin memburuk. Perubahan yang terjadi mungkin sangat kecil, tapi tetap bisa berpengaruh ke perekonomian Indonesia. Disini perlu kehati-hatian pemangku kebijakan dalam menyikapi perkembangan di Malaysia.
Meskipun dari segi fiskal masih kuat, tapi kondisi politik di Malaysia yang tidak stabil bisa memperburuk perekonomiannya. Apapun penurunan yang terjadi di ekonomi Malaysia akan memberi sinyal buruk bagi perekonomian Indonesia.