Dari berbagai kajian tentang tarif kereta cepat, diragukan bisa mengambil pasar konsumen dari moda transportasi yang ada. Ini mengingat biaya transportasinya masih terlalu mahal dan belum menyentuh segmen yang sedang dibidik. Apalagi dengan fakta bahwa pasar atas pada angkutan kereta yang ada masih sepi peminatnya.
Kita tidak tahu data yang menjadi dasar pemerintah dalam memasukan kereta cepat menjadi prioritas pembangunan infrastruktur ini. Terlihat terlalu dipaksakan, ini mengingat kondisi fiskal yang masih buruk dan masih banyak persoalan ekonomi yang harus di dahulukan. Tampaknya keinginan untuk memiliki kereta cepat ini tidak bisa ditunda lagi.
Apalagi dengan dorongan yang kuat dari para investor kereta cepat, lobi yang dilakukan begitu agresif hingga regulator membuat deadline hasil tender. Suatu yang lucu dan ironi, ada semacam ketergesa-gesaan dalam memaksa proyek kereta cepat ini lebih cepat bergulir. Padahal banyak yang meragukan data yang dimiliki pemerintah yang mungkin berasal dari data yang sudah lama.
Kondisinya jelas sudah berubah dengan faktor pendorong yang mungkin sudah berganti menjadi faktor penghambat. Beberapa tahun lalu mungkin kereta cepat memenuhi persyaratan, namun tidak untuk saat ini. Kondisi ekonomi makin semrawut dengan industri pendukung yang makin porak poranda.
Sebenarnya industri kereta sudah memiliki roadmap pada pengembangan kereta cepat sendiri. Meskipun masih belum memiliki teknologinya, diperkirakan bisa dipeoleh industri dalam negeri dengan mekanisme transfer of teknologi. Kondisi ini dari faktor kajian pengembangan industri dalam negeri, soalnya bila masih mengandalkan tekonologi luar akan membuat impor barang industri menjadi semakin besar.
Persoalan fiskal memang berbeda dengan saat dibuat keputusan membangun kereta cepat beberapa tahun lalu. Dengan asumsi sekarang, sebenarnya proyek kereta cepat bisa diragukan prioritasnya. Juga persoalan jalur yang diutamakan untuk pembangunan kereta cepat, sebelumnya prioritas justru menghubungkan kota yang lebih komersial dari yang ada.
Memang ada perbedaan data yang dimiliki pemerintah dan sudah tidak akurat lagi untuk membuat keputusan pembangunan kereta cepat dengan segera. Dengan kondisi fiskal yang memburuk, pembangunan kereta cepat hanya menjadi sebuah proyek mercusuar. Selain memberatkan ketahanan fiskal juga sedikit sumbangsihnya bagi perbaikan industri dalam negeri.