Cina boleh saja beralasan melemahkan mata uangnya yuan demi meningkatkan nilai ekspornya. Namun akibatnya bisa menimbulkan badai finansial di seluruh dunia. Tak terkecuali rupiah yang sudah megap-megap ini semakin tak menentu nasibnya, hidup segan matipun tidak.
Kondisi rupiah yang semakin melemah terhadap dollar memang membuat kelabakan para pemangku kebijakan ekonomi. Meskipun dari responnya “santai”, “oke”, tapi sebenarnya sudah stress berat. Gimana nasib negeri ini bila rupiah terus melemah ke level terburuknya.
Satu hal yang pasti beban utang dalam bentuk dollar makin berat. Diduga biasanya pemerintah mengalokasikan 200 trilyun buat bayar utang beserta bunganya. Dengan rupiah yang makin melemah, maka beban utang dan bunganya bisa lebih besar lagi.
Kondisi fiskal memang menjadi perhatian utama, apalagi dengan penerimaan pajak yang seret, dipastikan pemerintah dalam waktu dekat akan menerbitkan surat utang lagi. Memang ini yang bisa dilakukan untuk menutup beban fiskal yang semakin berat, sekaligus menambah aliran dollar ke dalam negeri.
Kondisi eksternal yang tidak kondusif ini memang akan memaksa kebijakan pemerintah menjadi jangka pendek. Segala kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk bisa bertahan dan keluar dari badai finansial. Bisa bertahan saja sudah syukur, apalagi sampai kolaps atau gagal bayar bisa bikin perekonomian makin suram.
Memang tidak mungkin terjadi resesi ataupun krisis, tapi badai sudah di depan pintu. Pemerintah sudah waktunya memiliki penangkal yang tepat dari gejolak eksternal yang tak kunjung berhenti. Soalnya semua Negara akan melakukan langkah penyelamatan dan disini seperti pengalaman krismon 1998, masing-masing Negara akan mencari selamat sendiri-sendiri, diperkirakan akan terjadi kekeringan likuiditas dollar.
Dolar yang mahal akan diserbu dan disimpan oleh banyak pihak. Posisi pemerintah memang tidak menguntungkan, sudah megap-megap dengan melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah. Ini membuat cadangan devisa sudah turun cukup tajam hanya dalam beberapa bulan.
Eh muncul lagi devaluasi yuan, bisa jadi akan menghantam ekonomi rupiah lebih keras. Pemerintah tak perlu lips servis dengan menenangkan pasar, karena pelaku usaha sudah tahu arah pergerakan rupiah. Dalam hal ini pemerintah harus segera memperkuat ketahanan fiskalnya, jangan sampai babak belur lagi dihantam oleh faktor eksternal.