Level psikologis rupiah yang sudah jebol, bakal membuat posisinya bisa melemah lebih dalam lagi. Hal ini karena banyak sentiment negatif yang menghinggapi ekonomi rupiah. Salah satunya dari APBN dan RABPN yang defisit, serta bertambahnya utang yang membuat rupiah akan terus melemah.
Bisa saja faktor eksternal menjadi pemicu kejatuhan rupiah, namun banyak kalangan menilai kebijakan pemerintah yang salah arah juga berperan besar. Prosentasenya bisa 60 persen, kebijakan pemerintah yang ditenggarai menjadi penyebab kejatuhan rupiah. Investorpun sudah mengetahui hal ini, maka memang sudah tidak ada prospek investasi di Indonesia.
Salah satu yang mengemuka adalah munculnya nilai negatif atas portofolio investasi di Indonesia. Sebuah lembaga keuangan dunia menyatakan obligasi pemerintah yang berbentuk rupiah sudah dalam peringkat “jual” artinya sudah tidak menguntungkan atau merugikan bila masih dimiliki. Bayangkan saja nilai investasinya sudah merosot 5 persen lebih dalam setahun ini.
Padahal kepemilikan asing di obligasi pemerintah ini mencapai hampir 500 trilyun rupiah. Bila ini keluar, sudah pasti akan menguncang sektor keuangan kita. Tidak heran BI berjibaku menahan jatuhnya rupiah, agar dana asing ini tidak lari akibat investasi yang mulai tidak menguntungkan.
Memang situasinya sudah masuk kategori krisis. Bila lembaga investasi yang kredibel bilang resiko investasi sudah tinggi dan tidak menguntungkan, maka ini sudah lampu merah dan pemerintah harus bersiap kemungkinan terjadi krisis. Bila ada yang menyangkal, sebaiknya update data yang mereka miliki.
Jangan lihat data hanya dari sisi pemerintah, tapi lihat juga dari kacamata investor. Disini tingginya kepemilikan asing di sektor keuangan kita memang dominan, bisa disebut dengan kata utang yang tidak sehat. Karena memang bisa sewaktu-waktu kabur dan meninggalkan krisis di sektor keuangan kita.
Pemerintah harus segera mereformasi anggaran belanja yang defisit ini menjadi lebih kondusif bagi investasi. Utang pemerintah di anggaran sudah harus dikurangi, karena ini yang menjadi akar persoalan yang menekan rupiah. Bila pemerintah tak juga merubah anggaran belanjanya, dipastikan rupiah akan tetap dalam tekanan dan terus melemah serta menembus level baru yang lebih buruk lagi.