Tergila-gila Proyek Mercusuar

31 July 2015

Kabar naiknya proyek garuda raksasa membuat kekuatiran banyak kalangan. Diprediksi megaproyek mercusuar ini bisa meruntuhkan perekonomian nasional. Ini tak lepas dari pengalaman Malaysia dengan petronasnya dan dubai dengan world island-nya, yang sempat membuat guncang kondisi fiskal dan perekonomian Negara tersebut.

Malaysia mungkin layak membangun proyek mercusuar seperti petronas, cibercity putrajaya, karena memang memiliki koneksi dengan industri pariwisata. Diperhitungkan dengan pembangunan mercusuar tersebut akan meraup dollar lebih banyak dari sektor pariwisata. Meskipun sempat megaproyek tersebut menjadi sebab kemerosotan ekonomi Malaysia waktu itu.

Lalu dubai dengan beberapa megaproyek seperti world island, burj khalifa, adalah sekian megaproyek yang memang untuk menyongsong booming property di kota tersebut. Meskipun tak ayal sempat membuat kota dubai bangkrut, sebelum akhirnya pemerintah pusat turun tangan hingga nama gedung tertinggi di dunia ini dianugrahkan pada nama sang penolong, yaitu sang presiden shekh khalifa. Inipun ada koneksinya dubai sebagai megacity dan pusat kunjungan pariwisata dunia.

Namun buat megaproyek garuda, seakan dipaksakan, sama seperti megaproyek lainnya. Hanya sebagai “publicity”, mungkin bahasa kerennya “pencitraan”, karena memang membangun tanpa melihat kondisi keuangan Negara. Meskipun dengan dana atau modal dari swasta, tetap saja sebuah megaproyek akan mempengaruhi kondisi fiskal Negara. Ujung-ujungnya gonjang-ganjing rupiah menjadi taruhannya.

Selama ini kita membangun tanpa visi dalam meletakan perekonomian yang lebih kuat. Bukankah nasib rakyat banyak yang didahulukan, tapi pembangunan megaproyek yang tak jelas arahnya. Bukankah lebih penting membangun industri yang kuat daripada megaproyek tersebut.

Selama ini pertumbuhan konsumtif diutamakan dengan memanfaatkan konsumsi domestik yang besar. Namun semua produk konsumtif diambil dari impor, karena industri dalam negeri kalah bersaing dengan Negara lain. Produk impor memang membanjiri tanah air, karena banyak industri yang gulung tikar dan pengusahanya memilih menjadi pedagang atau pengimpor.

Harusnya pemerintah lebih mengutamakan nasib rakyat, mengutamakan nasib industri dalam negeri yang telah menghidupi rakyat kita. Beri industri listrik yang murah, suku bunga kredit yang murah, ini agar bisa memiliki daya saing yang tinggi. Supaya industri tetap bisa menghidupi rakyat banyak.

Ambil contoh cina yang banyak mendukung industrinya, dari tarif listrik industri yang murah, suku bunga hampir nol persen hingga produk industrinya mampu merajai seluruh dunia. Sebenarnya tak perlu ambisius dengan proyek mercusuar, yang terbukti di jaman pendahulu kita pernah membuat inflasi menjadi 650 persen.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->