Kehadiran acara pencari bakat yang popular di TV ini, sudah menyihir banyak orang. Ratusan ribu orang rela antri menjadi calon bintang di acara tersebut. Memang banyak yang tergiur untuk cepat sukses dengan jalan pintas ini.
Bayangkan seorang ibu rumah tangga, yang hidupnya biasa saja, siapa nyana bisa menjadi terkenal dalam sekejap. Memang ajang mencari bakat menyanyi ini selalu menjadi hiburan yang mengasyikan. Tidak heran acara begini ratingnya amat tinggi.
Banyak sponsor yang berani buang uang di belakang acara ini, karena memang akan mengundang banyak orang. Kondisi ini tidak saja berlaku disini, diluar negeri tempat asal acara ini juga ramai oleh para peserta maupun pengikutnya. Ini karena tren sukses dengan cepat masih dicari orang.
Di tengah susahnya perekonomian dan sulitnya mencari pekerjaan, ajang pencarian bakat ini seringkali menjadi obat dahaga di saat haus. Meskipun seringkali tak bisa menilai kapasitas diri, ada banyak peserta yang memang asal-asalan dalam mengadu nasib, tanpa bekal kemampuan yang mumpuni. Namanya coba-coba yang seringkali terlalu berlebihan, hingga menjadi ajang komersil.
Stasiun televisi juga cukup makfum dengan kesempatan ini, dimana keluguan sering dieksploitasi demi popularitas acara tersebut. Nuangsa tidak mendidik memang bukan tujuan utamanya, yang penting bisa mengundang banyak orang, dengan sendirinya akan menarik banyak iklan yang masuk. Sisi negatifnya tetap saja kembali ke konsumen atau penonton dalam melihat sebuah karir.
Banyak yang merasa dengan bakat pas-pasan bisa dijadikan sandaran dalam menghadapi ratusan ribu orang. Mereka tidak sadar bahwa ini bukan lotre tapi sebenarnya ajang seleksi alam secara komersil. Siapa yang tidak memiliki nilai jual akan tersingkir dengan cepat.
Sebenarnya di ajang pencarian bakat ini sudah diketahui siapa yang akan menang. Mereka yang sudah menyiapkan diri dan benar-benar memiliki nilai jual di dunia hiburan akan bisa bertahan. Jadi sebenarnya tidak ada jalan pintas, karena yang menang memang hanya segelintir saja.
Hanya ada satu juara satu dan satu juara dua, tidak ada tempat juara untuk semua orang. Ini hendaknya yang harus disadari agar memiliki realita akan jalan pintas untuk menjadi sukses. Memang tidak ada jalan pintas untuk semua orang, jalan untuk sukses butuh waktu panjang dan tidak instant, serta hanya satu-dua orang saja yang bisa sukses dengan cara instant.