Mungkinkah Poros Maritim tidak Realistis?

11 June 2015

Program pembangunan yang menekankan sektor kelautan ini bergulir seiring minimnya sumbangan sektor ini bagi PDB. Padahal bila dilihat asetnya dua pertiga wilayah kita adalah lautan. Selama ini pembangunan memang berfokus pada pertanian atau agraris, karena wajar sisi pangan diperlukan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.

Namun dalam perkembanganya, sektor pertanian ini tidak efektif untuk diprioritaskan lagi. Antara usaha dan hasil seringkali tidak seberapa, bahkan sudah kalah bersaing dengan banyak Negara tetangga. Buktinya harga pangan yang kalah murah dengan beberapa Negara tetangga yang murni agraris.

Lagian selama ini sektor pertanian masih bertumpu pada daerah jawa, yang lokasinya lebih menguntungkan buat sektor properti. Ini juga alasan sektor pertanian ini sudah tidak efektif untuk dikembangkan, meskipun masih dibutuhkan. Sedang bila harus membuat lahan baru, jelas butuh pembangunan infrastruktur yang tidak sedikit, seperti pembangunan dam, sistem pengairan, di daerah baru yang lemah dari sisi distribusi maupun infrastruktur.

Ini membuat sektor kelautan menjadi semakin menarik. Sektor kelautan atau yang lebih dekat dengan perikanan ini pernah jaya di sepanjang pantura. Namun karena kesalahan dan keserahan, industri perikanannya hancur. Salah disini dari sisi pemerintah, sedang serakahnya dari sisi para pengusaha perikanan.

Pemerintah waktu itu tidak memiliki roadmap untuk pengembangan sektor perikanan, belum memikirkan istilah poros maritim. Semuanya masih tidak tertata, akibatnya saat menghadapi masalah tidak siap dan hancur. Disini nampaknya mulai muncul poros maritim yang melihat potensi dua pertiga lautan yang bisa digali untuk dimanfaatkan secara optimal.

Meskipun dari sisi distribusi, poros maritim ini sebenarnya sudah kalah jauh dengan Negara tetangga. Justru lebih baik mengelola kekayaan laut menjadi industri maritim yang lebih fokus. Memang distribusi laut masih sangatlah penting, tapi bila harus bersaing dengan Negara tetangga akan tetap kalah, bahkan uang untuk membangun distribusi di poros maritim bisa hangus tak berguna.

Lihat saja dengan kondisi yang ada, biaya distribusi dan efisiensi dari jalur Jakarta ke medan masih kalah dengan Jakarta ke Singapore. Mau dibangun kapal dengan pelabuhan besar di seluruh pulau, tetap saja kalah efisien dan biaya dengan jalur distribusi Negara tetangga. Justru lebih baik anggaran yang ada digunakan mengembangkan industri maritim lebih dulu, sambil sistem distribusi laut diperbaiki.

Sebenarnya membangun poros maritim ini bisa saja dilakukan, tapi bangsa ini masih bergelimang dengan sistem birokrasi dan pembangunan yang tidak efektif. Selalu saja hal ini menjadi penghambat setiap program yang ada. Ini pula yang membuat program poros maritim tidak realistis.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->