Belajar dari Model Pendidikan “Pressure Cooker” di Cina

14 June 2015

Negeri cina dikenal dengan pertumbuhan ekonominya yang luar biasa cepat. Ini didukung oleh tenaga kerja yang terdidik dengan keras. Boleh dibilang pendidikan di cina adalah yang terketat di dunia, maka tidak heran menghasilkan lulusan yang mendorong perekonomian negri tirai bambu ini.

Untuk bisa masuk ke perguruan tinggi ternama, para siswa harus melewati tes yang sangat ketat. Mereka harus menyiapkan diri dengan belajar yang seringkali menghabiskan masa bermain mereka. Demikian pula dukungan dari keluarga, banyak orang tua yang rela tidak bekerja demi pendidikan anaknya.

Bagaimanapun juga memasuki perguruan tinggi ternama sama dengan memasuki golongan kelas menengah, karena akan dibutuhkan oleh perusahaan besar dengan gaji yang tinggi pula. Maka tidak heran banyak orang tua murid yang rela tidak bekerja, demi anaknya bisa masuk ke perguruan tinggi ternama.

Banyak pengamat yang mengkritik dan melihat model pendidikan “pressure cooker” ini membuat anak kehilangan pengembangan sosialnya. Suatu pendidikan yang “dimasak dengan cepat” membuat anak lebih pintar secara nilai tapi tidak secara mental atau sosial. Memang anak mereka akan masuk perguruan tinggi ternama dan bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang besar.

Namun karir mereka hanya akan mengisi level menengah saja. Kekurangan nilai mental atau sosial membuat karir mereka tak akan mencapai level manajer maupun seorang CEO. Meskipun tetap saja akan mengisi posisi-posisi berketrampilan tinggi di perusahaan besar.

Para pengamat juga mengkritik kurangnya inovasi tenaga kerja yang dihasilkan dari pendidikan model “pressure cooker” ini. Ini dilihat dari tidak adanya hal yang spesial dari perkembangan industri cina. Memang banyak kekurangan, namun pendidikan cina yang ketat ini dilihat juga sebagai cara cepat memajukan perekonomian cina.

Sedang di negeri kita masih berkutat dengan system pendidikan yang tidak jelas arahnya. Setiap ganti menteri, ganti model pendidikannya, seakan ditentukan oleh “one man show”, tanpa ada sebuah team ahli yang menentukan arah sebuah pendidikan. Bisa jadi banyak pertimbangan untuk menentukan system pendidikan yang tepat.

Namun harusnya kita bisa belajar dari kemajuan perekonomian cina, dan model pendidikan yang dianutnya. Kita pastinya tetap akan butuh tenaga kerja yang trampil dan mumpuni untuk mengisi dunia industri dan menggerakan perekonomian lebih cepat. Mau model pendidikan “pressure cooker” atau cukup “rice cooker” saja?
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->