Belajar dari Kejatuhan Bursa Cina

22 June 2015

Saat bursa saham shanghai mengalami “rally panjang” atau kenaikan terus menerus selama beberapa bulan, pihak pemerintah cina menyarankan rakyatnya untuk investasi di bursa saham. Namun dalam jumat kemarin terjadi penurunan atau anjlok hampir 6,5 persen hanya dalam satu hari. Ini adalah penurunan yang terburuk semenjak krismon 2008 lalu.

Banyak yang kuatir dengan penurunan ini, dikabarkan ada yang sampai bunuh diri akibat penurunan drastis ini. Penyebabnya orang tersebut sudah pinjam lima kali lipat dari investasi yang dia tanam dan sahamnya anjlok hampir 60 persen. Tentunya ini akan berubah dari investor menjadi debitor.

Kondisi di cina ini dipicu banyak hal, euphoria gila-gilaan terhadap bursa saham sampai-sampai banyak yang tidak mau melanjutkan sekolah. Mereka banyak yang memutuskan berhenti sekolah hanya sampai SMP saja. Lalu bermain saham agar cepat kaya.

Kesalahan lainnya, mereka juga sangat minim dalam memilih opsi investasi. Ibaratnya sudah senang di pasar saham, maka semua uangnya ditaruh di pasar saham. Mereka juga sangat minim dalam menabung.

Akibatnya saat bursa saham jatuh, banyak yang jatuh miskin. Dari yang sebelumnya tukang plesiran di mall-mall, menjadi gelandangan di kolong jembatan. Bagi yang tidak tahan menderita, mereka melakukan bunuh diri saat utang sudah menjerat.

Memang semua ini bisa disalahkan pada pemerintah sebagai pihak yang mendorong terjadinya euforia atau gila-gilaan di pasar saham. Kondisi pasar saham yang sudah overvalue ini tidak disikapi oleh para manajer investasi. Mereka yang berada di posisi ritel ini sangat antusias dalam menjual saham, hingga tak menyadari sudah begitu overvalue.

Wajar bila kemudian anjlok begitu besar hanya dalam waktu satu hari. Dari pengalaman ini hendaknya perlu kehati-hatian dalam berinvestasi. Harus ada landasan menabung dan memiliki banyak opsi dalam berinvestasi.

Ini untuk jaga-jaga, seandainya satu model investasinya ambruk, masih ada investasi yang lain menyokong dari kebangkrutan. Lebih baik lagi tetap mengutamakan menabung sebagai pijakan berinvestasi. Simpan setidaknya separuh kekayaan anda di deposito dan separuhnya bisa diinvestasikan di instrument yang beragam.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->