Meskipun waralaba lokal masih menjadi mayoritas usaha yang mewarnai franchise negeri ini, namun kedudukannya sedikit demi sedikit mulai terancam. Serbuan waralaba asing sudah mulai di depan pintu. Apalagi MEA sudah di depan mata, bisa jadi lahan yang luas ini hanya diramaikan oleh waralaba asing.
Memang tidak ada batasan untuk waralaba asing saat pasar dibuka nantinya. Bisa jadi dengan aturan yang sama akan menghabisi eksistensi waralaba lokal. Meskipun akan tergantung dengan keunikan sebuah waralaba, pada akhirnya yang besar, menang secara modal dan teknis akan memenangkannya.
Kondisi ini harusnya sudah dipersiapkan oleh waralaba lokal, dan pihak-pihak di industri kreatif. Sejak departemen yang membawahi industri kreatif dihapuskan, cukup membuat pukulan telak bagi industri waralaba ini. Meskipun masih dalam pengawasan beberapa lembaga UKM terkait, tapi tetap saja tidak sebesar saat di bawah departemen tersebut.
Peran pemerintah yang berkurang atau bisa dibilang tidak ada lagi, bisa membuat industri waralaba ini dalam ancaman. Persoalannya tetap pada kompetisi yang tidak sehat nantinya dengan waralaba asing. Tidak ada lagi bantuan modal, teknis hingga kemudahan lainnya yang bisa membuatnya bersaing dengan waralaba asing.
Harusnya sih ada mekanisme subsidi, baik dari segi pajak, perijinan maupun aturan yang bisa membantu eksistensi waralaba lokal. Memang masih diakui waralaba lokal memiliki banyak kekurangan. Biasanya tumbuh dari sebuah keuletan, keterbatasan modal dan perjalanan yang panjang.
Kebanyakan modalnya “bonek” dan bisa bertahan karena kondisi yang menguntungkan atau pesaingnya masih belum ada. Saat pesaing yang sebenarnya tiba, bisa jadi akan gulung tikar semua. Bukan maksud mengecilkan waralaba lokal, dari beberapa pameran yang diadakan oleh pemerintah sebelumnya, nampak kekuatan waralaba lokal tidak cukup besar.
Cara pengelolaannya masih konvensional, pemilik merangkap semuanya. Padahal waralaba asing sudah lebih professional, sudah menempatkan orang-orang yang tepat di bidangnya. Dilihat dari sisi ini saja sudah cukup memberikan bukti bahwa ancaman terbesar dari waralaba asing ini tidak bisa dipungkiri.
Bisa jadi waralaba lokal ini hanya akan menjadi penonton ataupun pengikut dari waralaba asing. Kompetisinya sudah terlihat berat sebelah dan perlu uluran tangan dengan segera. Sebelum eksistensinya berakhir oleh waralaba asing.
