Ekonomi Lesu Karena Kepercayaan Publik Luntur?

06 May 2015

Perubahan persepsi publik terhadap suatu pemerintahan bisa beragam bentuknya. Dari rasa kecewa, benci sampai antipati pada kondisi yang ada. Ini tentunya akan memiliki konsekwensi yang negatif bagi suatu kepercayaan publik. Bisakah lunturnya kepercayaan publik ini mempengaruhi kondisi ekonomi?

Saat suatu pemerintahan terbentuk, ada pengharapan yang cukup besar untuk terciptanya kondisi ekonomi yang lebih baik. Masa emas ini dengan cepatnya berlalu, saat publik disodori dengan kenyataan yang ada. Mulai dari gonjang-ganjing rupiah yang tak bisa ditangani dengan segera, pemilihan pejabat publik yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, serta mulai melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Semua ini dilihat publik sebagai hal negatif atau jauh dari pengharapan. Ada pola manajemen yang lemah di semua lini, meskipun memiliki prestis yang tinggi secara moral. Namun seakan hanya di ucapan dan gagal dalam eksekusinya.

Masih teringat janji rupiah akan menembus di atas 10 ribu, pada kenyataannya rupiah malah tembus level psikologis terendah sejak krisis di 13 ribu. Inipun membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi gejolak rupiah. Reaksi pejabat publiknya di luar harapan, ada komentar rupiah jatuh akan baik bagi para eksportir.

Ini eksportir yang mana? Hanya segelintir yang menikmati jatuhnya rupiah. Buktinya indikasi makro pada neraca perdagangan tak kunjung membaik, makanya wajar rupiah bertahan di 13 ribu. Jangankan di atas 10 ribu ke 12 ribu saja sulitnya minta ampun.

Juga harapan publik akan tim di pemerintahan yang bersih masih jauh dari harapan. Bahkan orang di pemerintahan malah diragukan komitmennya pada pemberantasan korupsi. Buktinya kinerja lembaga hukum ini diganggu, dan tidak didukung aksinya.

Investor jelas melihat ini sebagai lampu merah bagi kondisi yang baik untuk berinvestasi. Meskipun mereka biasanya hanya bergerak pada pasar yang menguntungkan, namun juga melihat sisi nyaman berinvestasi. Tidak ada jaminan berinvestasi yang aman saat orang di lembaga hukum tidak sesuai dengan harapan publik.

Boleh jadi kondisi ini akan berada pada periode yang lama, ini mengingat mayoritas pejabat publiknya diragukan kapabilitasnya. Mungkin harapan Dahlan Iskan bahwa ekonomi RI akan segera menyalip Spanyol tidak akan terwujud. Meskipun dengan kondisi Spanyol dan zona Eropa yang lagi krisis, tetap saja pertumbuhannya masih lebih baik dari kita.

Memang sangat disayangkan Negara sebesar ini hanya sibuk dengan kondisi domestik yang hanya menghambat pertumbuhan ekonomi. Kita juga semakin tertinggal dengan India yang dengan pemerintahan barunya bisa meloncat meninggalkan grup BRIC, grup Negara emerging market yang tumbuh dengan cepatnya.

Besar pengharapan kita akan menyusul India dalam membangun ekonomi yang lebih positif. Rakyat kecil hanya bisa berharap harga kebutuhan pokok masih bisa terbeli, di tengah kondisi ekonomi yang lesu ini. Memang untuk bisa bertahan sudah cukup bagus dan luar biasa.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->