Memang tidak mudah untuk lolos survery untuk mendapatkan jaminan kredit dalm membiayai pembelian mobil baru. Biasanya keputusan akan berada di tangan petugas survey dalam menaksir aliran dana di penghasilan perbulannya. Bila tidak sesuai aturan mereka, akan sulit untuk lolos survey ini.
Sebenarnya aturan setiap lembaga keuangan, bank maupun leasing akan bervariasi dalam menentukan standar kredit pembelian mobil. Hal ini biasanya disesuaikan dengan kondisi kredit yang macet di lembaga kredit tersebut. Semakin tinggi kredit macetnya, mereka semakin tidak mau ambil resiko dalam meloloskan setiap kredit mobil, apalagi bila peminta tidak memiliki riwayat kredit sebelumnya.
Memang riwayat kredit menjadi hal penting dalam persyaratan pihak pemberi kredit. Bila punya riwayat gagal kredit di suatu bank, mereka dengan mudah mendeteksinya di BI. Biasanya mereka tidak akan meloloskan kredit mobil ini, meskipun penghasilannya memenuhi. Si peminta kredit harus menyelesaikan kredit sebelumnya yang gagal bayar, biasanya butuh 1-3 bulan sampai BI memberi clearance untuk menghapusnya dari black list.
Selain itu bila penghasilan pas-pasan, artinya slip gaji yang tertera nominalnya 40 persen mendekati cicilan yang direncanakan, mereka akan meminta bukti lanjutan rekening Koran selama 3 bulan. Meskipun hal ini sudah menjadi keharusan, namun sering sangat membantu dalam pihak survey menaksir aliran kas yang dimiliki oleh pemohon kredit. Memang banyak yang bisa mengakali hal ini dengan memarkir dana pihak ketiga di tabungan mereka.
Trik tersebut memang bisa menjadi jalan bagi pemohon yang memiliki penghasilan secara tertulis pas-pasan. Pada kasus yang paling sering terjadi, pihak survey meminta pemohon kredit meningkatkan DP yang diajukan untuk membeli mobil, ini berarti mereka menemukan titik temu akan kemampuan pemohon dalam membayar cicilan kredit mobil. Memang menambah DP adalah win-win solusi yang memudahkan dalam lolosnya survey kredit.
Persyaratan formal untuk mengajukan kredit mobil akan sama dengan semua jenis kredit lainnya. Mulai dari surat identitas diri, KTP, KK, Slip gaji, rekening Koran, kartu NPWP, adalah sekian hal yang harus disertakan saat mengajukan permohonan kredit di bank atau lembaga keuangan yang lainnya. Meskipun intinya memang persyaratan ini hanyalah formal, yang penting adalah penilaian tim survey dalam menilai aliran kas yang dimiliki pemohon perbulannya.
Menyiapkan dana untuk DP lebih besar
Memang uang kas akhir-akhir ini cukup sulit untuk dimiliki, namun dalam memohon kredit mobil, selalu sediakan kas lebih untuk DP. Hal ini menyangkut penilaian tim survey terhadap aliran kas yang dimiliki pemohon. Oke-oke saja bila aliran kas sangat tinggi dari cicilan yang diinginkan, misal di atas 10 persen. Namun bila pas-pasan mendekati 40 persen dari patokan cicilan, maka harus siap-siap untuk menaikan DP.
Disini memang akan menjai semacam tawar-menawar dalam mendapatkan kredit. Paling sering terjadi pemohon kehabisan kas saat tim survey meminta menaikan DP. Ini paling sering yang membuat kredit mobil gagal cairnya. Akibatnya tentu saja bisa kelimpungan dengan indent yang sudah diajukan ke dealer. Memang bisa saja mengundurkan jadwal kredit untuk bulan berikutnya, tapi bisa saja akan kehilangan momentum dalam berbisnis.
Menyiapkan rekening Koran yang bagus aliran kasnya
Memang ini adalah trik tersendiri dalam menyiasati penghasilan yang pas-pasan. Biasanya pihak penaksir akan kesulitan mengambarkan besarnya aliran kas yang dimiliki pemohon perbulannya. Namun akan sedikit membantu tim survey secara legal dalam menilai aliran kas ini.
Rekening Koran memang tidak menjamin secara riil, namun setidaknya di mata lembaga keuangan si pemohon memiliki akses ke aliran kas di luar gaji yang dimiliki. Ini penting dan dipakai di hampir semua lembaga keuangan dan menjadi standar umum. Memang harus disiapkan bila memang berencana mengajukan kredit mobil baru, mengingat sangat banyak momen promosi dengan murahnya harga mobil baru, seperti rilisnya mobil LCGC, yaitu Agya, Ayla, Karimun Wagon, Brio Satya yang memiliki harga yang murah.
