Siapa menyangka bahwa dengan modal awal 50 ribu rupiah, pak Anom bisa mengembangkan usaha roti gorengnya. Awalnya pak Anom memang baru di-PHK dari pabrik tempatnya bekerja. Namun demi menghidupi keluarganya, maka pak Anom coba-coba mengais rezeki dengan menjual roti goreng.
Usahanya memang boleh dibilang tanpa modal, dengan peralatan seadanya di dapur rumah, pak Anom mulai menjual roti goreng di pinggiran jalan. Awalnya tidak terlalu menguntungkan, hanya cukup buat modal kulakan bahan roti esok harinya. Namun saat orang mulai mengenal ada penjual roti goreng di pinggir jalan tersebut, maka usaha pak Anom semakin berkembang.
Pak Anom sudah mulai kuwalahan dalam menjual roti goreng, dan mulai dibantu istrinya. Dalam dua jam roti gorengnya sudah ludes di pagi hari, sasarannya memang para anak sekolah, pekerja, PNS yang berangkat pagi tanpa sempat sarapan. Roti hangat pak Anom memang sangat murah, hanya seribuan, namun sudah cukup mengenyangkan, karena bentuknya memang agak besar.
Memang terlihat murah dengan hanya seribuan, roti sebesar kepalan tangan ini tentunya bisa membutuhkan modal lebih dari seribuan. Ternyata tidak, pak Anom membuka rahasianya, bahwa dia sudah menghitung biaya produksinya bisa ditekan di bawah 500 perak. Lho kok bisa, ternyata bahan roti sebenarnya sangat kecil, namun karena adonan roti ini mengembang maka bentuknya menjadi lebih besar. Inilah peluang yang diambil oleh pak Anom.
Bila di awal omsetnya cuma 100 ribuan, sekarang dengan dibantu istrinya omsetnya sudah bisa mencapai satu jutaan lebih. Tentunya dengan keuntungan hampir separuhnya, bayangkan dalam dua jam pak Anom dan istri sudah bisa meraup untuk 500 ribu lebih. Mungkin ini sudah nasib dan jalan hidup pak Anom, dari sekedar pekerja pabrik yang gajinya UMR sekitar 1,5 jutaan perbulannya, sekarang perminggunya pak Anom sudah bisa meraup untung bersih 3 jutaan dari berjualan roti goreng.
Sebenarnya bisa saja pak Anom membuat semacam franchise untuk usaha roti gorengnya ini. Namun saat ditanya, beliau dengan rendah hati menceritakan bahwa tidak ada yang istimewa dari roti gorengnya ini. Siapapun bisa membuat roti goreng ini, yang bahannya memang begitu mudah diperoleh di pasar tradisional maupun beberapa toko roti. Semuanya memang ada disana, mulai dari tepung terigu, tepung roti, gula, telur, minyak goreng, hanya mungkin racikan yang membuat roti ini berkembang akan berbeda dari tiap orang saat membuatnya.
Namun pak Anom tidak pelit dalam membagi ilmu maupun ketrampilannya, setiap ada orang yang bertanya beliau akan menjawab dengan senang hati. Beliau memang membuat adonan di tempat dia menjual roti, terlihat bagaimana beliau menjaga kebersihan dan begitu tangkas dalam mengolah adonan roti. Memang tampaknya semua orang bisa membuat roti goreng, hanya peluangnya memang harus dilihat dari sisi seorang pedagang.
Pak Anom telah mendapatkan tempat yang strategis, tempat dimana orang berlalu-lalang ke tempat kerja, sekolah, sehingga semakin banyak yang melihat dan membeli roti goreng tersebut. Juga harganya yang murah sudah cukup buat sarapan pagi, bila dibandingkan dengan harga sebungkus nasi yang sekitar 4-6 ribuan perbungkus, maka roti pak Anom jelas lebih murah. Biasanya orang membeli 2-3 biji sudah cukup kenyang, sekitar 2-3 kepal tangan bentuk roti ini sudah cukup mengenyangkan. Mungkin anda bisa belajar dari pak Anom ini dalam memulai usaha roti goreng, peluang usahanya memang masih terbuka lebar dan menguntungkan.