Tumbuh dari Utang, Tertekan oleh Utang

21 October 2015

Penerimaan Negara yang jeblok membuat pemerintah tak punya pilihan lain dari memperbesar porsi utangnya. Diperkirakan pertumbuhan utang pemerintah lebih besar dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri, sehingga potensi utang membebani ketahanan fiskal semakin besar. Tidak dipungkiri terlalu besar dan terlalu konsumtif, itulah yang dihadapi pemerintah saat ini.

Apalagi dengan proyek infrastruktur besar-besaran, semakin membuat neraca keuangan semakin jeblok. Ada semacam mismanagement di pengelolaan keuangan Negara, meski selalu dibantah dengan kondisi neraca pembayaran yang masih oke. Namun gejolak rupiah beberapa waktu lalu harusnya menjadi pelajaran tersendiri atas potensi buruk dari membengkaknya utang Negara.

Ini cukup beralasan dengan kondisi ekonomi yang melambat, segala target penerimaan Negara yang tidak tercapai harusnya diikuti dengan revisi anggaran belanja pula. Namun pemerintah enggan melakukan itu dengan alasan tidak mau mengorbankan pertumbuhan ekonomi yang sedang dikejar. Padahal buat apa ekonomi tumbuh bila kondisi fiskal terancam dan tertekan. 

Memang suatu dilemma, dalam memilih prioritas dalam menimbang indikator ekonomi yang harus diutamakan. Pemerintah saat ini lebih fokus dalam membangun dan membangun, tanpa pernah kondolidasi keuangan yang sudah membahayakan ekonomi, malah boleh dibilang kritis. Ini berkaca dari banyak Negara maju yang sudah memangkas pengeluaran dalam anggaran untuk menekan utang yang membengkak.

Arah kebijakan ini nampaknya masih dikesampingkan oleh pemerintah kita. Padahal dengan posisi mata uang yang lemah, resiko utang yang dimiliki pemerintah jauh lebih besar dari Negara maju. Lihat saja di tren pelemahan rupiah, meski sempat bernafas beberapa waktu lalu.

Pada akhirnya rupiah tertekan lagi, memang posisinya rupiah akan terus melemah. Penguatan rupiah hanya akan permanent bila dilandasi neraca perdagangan yang bagus, dan ini tidak terjadi dalam jangka pendek maupun menengah. Dari kebijakan pemerintah yang terlalu konsumtif, jangan harap ada perbaikan neraca perdagangan secara signifikan.

Dengan kondisi ini, maka bisa diperkirakan rupiah akan melemah terus. Ini berarti pembengkakan utang Negara akan semakin menekan ketahanan fiskal. Defisit anggaran akan selalu “overshoot” dan bisa diperkirakan gejolak ekonomi akan terus terjadi.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->