Bagi perusahaan yang akan masuk ke pasar bursa untuk pertama kalinya dikenal dengan IPO. Saham yang dijual biasanya menjadi buruan para investor, ini karena adanya goreng-mengoreng yang bisa dilihat di prospektus perusahaan dan bisa menguntungkan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tidak heran saking banyaknya peminat, bisa terjadi penjatahan dan harus dilotre pembelinya.
Memang IPO saham ini selalu menjadi incaran para investor, meskipun tetap harus diwaspadai kesehatan perusahaan tersebut. Biasanya otoritas bursa tak pernah tahu kondisi perusahaan yang akan go public ini, apalagi para investor. Asalkan memenuhi persyaratan untuk go public sudah disetujui untuk melantai.
Padahal bisa saja memiliki catatan buruk keuangannya, seperti memiliki kesepakatan dengan kreditornya. Hal ini yang sering disembunyikan saat IPO, juga banyak hal berita yang tidak dirilis saat IPO. Ini membuat kesempatan inside trading semakin besar saat IPO.
Justru media yang biasanya rajin mengendus ketidak-beresan ini. Jadi harus rajin menelusuri sejarah sebuah perusahaan yang akan IPO. Tidak hanya cukup dengan melihat prospektus perusahaan.
Biasanya persoalan keuangan yang membuat sebuah perusahaan menawarkan sahamnya ke public. Namun dengan kondisi yang bisa dinilai berbeda-beda, bila kondisi keuangannya memang butuh untuk ekspansi, sudah pasti harga saham IPO bisa undervalue saat dibeli. Meskipun bisa juga sebaliknya, makanya hati-hati dengan goreng-mengoreng di prospektus perusahaan.
Berita eksternal sangat diperlukan sebagai counter saat membeli saham IPO ini. Tentunya berita yang factual dan disertai data yang jelas, tidak cukup dengan hanya bagus, sehat, namun menyiratkan hal yang tersembunyi, seperti baru saja memiliki kesepakatan dengan kreditor. Jadi jangan mudah tertipu berita untuk ekspansi, bila memang kondisi penjualannya sedang menurun.
Modus yang dilakukan perusahaan IPO yang seringkali dilakukan adalah menunda berita yang jelek ini ke public. Mereka go public sebelum dirilis kondisi penjualan atau income perusahaan. Lihat saja saat IPO sebuah saham raksasa sosial media, yang ternyata overvalue.
Ada berita yang memang belum waktunya dirilis, sehingga pihak otoritas bursa tidak bisa menjeratnya dengan pelanggaran. Trik begini memang merugikan para investor dan sulit untuk dihindari sebagai kelemahan dari sebuah bursa saham. Sebagai investor bila menghadapi hal ini harus siap-siap untuk membeli sahamnya untuk jangka panjang.