Saving Ekonomi Indonesia Ala Sri Mulyani

26 August 2016

Kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan dalam beberapa tahun ini, sudah mulai memasuki tahap recovery. Indonesia berusaha keras keluar dari bayang-bayang Cina yang saat ini masih belum menemukan formula yang tepat pada “crush landing” perekonomiannya. Ini ditandai dengan laju GDP Indonesia yang mulai berlainan arah dengan penurunan GDP Cina.

Sama seperti yang dilakukan oleh Cina, pemerintah Indonesia meningkatkan belanja Negara untuk melawan penurunan ekonomi. Meski berhasil menahan laju penurunan ekonomi, tapi excessive spending berbuah masalah baru. Rasio utang meningkat cukup tajam, apalagi dengan penurunan penerimaan Negara dari pajak, membuat kondisi fiscal atau keuangan Negara mulai mengkawatirkan.

Hutang untuk membayar bunga utang adalah salah satu akibatnya, menandakan ekonomi garuda sudah tidak sehat lagi. Meski masih menampik kemungkinan adanya krisis, kondisi fiscal yang ada, memang perlu diperbaiki dengan segera. Dengan akibat cutting spending alias pemangkasan anggaran menjadi solusinya.

Disamping sebenarnya pemerintah harusnya melihat akar persoalan dari kondisi fiscal yang tidak sehat ini. Banyak kalangan ekonomi maupun akademisi mengkritisi belanja pemerintah yang kurang terarah. Membangun infrastruktur memang perlu atau penting tapi dengan kondisi keuangan yang tidak sehat hanya melahirkan masalah baru di perekonomian Indonesia.

Pemerintah masih mengekor faham ekonomi pendahulunya dengan tumpuan ekonomi konsumtif untuk membangun perekonomian Indonesia. Padahal dengan turunnya nilai atau harga komoditas dunia, maka formula ini sudah “obsolete” atau kuno. Sudah tak mampu lagi menopang pertumbuhan ekonomi secara sehat.

Memang mau tidak mau Indonesia harus beralih ke ekonomi produktif, seperti korea  selatan yang bisa bertahan dari perlambatan ekonomi Cina. Industri harus diperbaiki, aturan ekspor impor harus diperbaiki juga. Defisit perdagangan dengan cina sudah harus diwaspadai.

Memang tidak banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh Sri Mulyani ditengah anggaran yang tidak sehat. Tentu saja harus memperbaiki anggaran dulu, dengan konsekwensi penurunan belanja atau spending akan menahan akselerasi pertumbuhan GDP yang sudah mulai membaik ini. Namun pasar akan menyambut ini dengan outlook yang lebih positif, lebih optimis akan arah ekonomi ke depannya.

Kepercayaan pasar inilah yang akan menarik dana investasi yang lari selama beberapa tahun ini. Look like saving Indonesian economy just like saving mr president, hopefully Sri Mulyani not follow captain john miller’s faith in movie saving private ryan. 
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->