Tol atau Jaringan Kereta Cepat?

24 April 2015

Program pembangunan infrastruktur yang besar-besaran sedang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satunya pembangunan jaringan transportasi, memang ini yang masih terbelakang. Lihat saja macet sudah dimana-mana, biaya ekonomi yang terlalu tinggi hingga menurunkan daya saing. Ini yang sedang dituntaskan oleh pemerintah.

Namun terjadi sisi pandang berbeda dari pemerintah dengan masalah transportasi yang sebenarnya. Bila dianalisa macet bukan sekedar rasio jumlah kendaraan yang lebih banyak, tapi terjadi karena rasio pertumbuhan mobil yang lebih besar daripada jumlah jalan yang dibangun. Boleh dibilang penambahan jumlah kilometer jalan sangat kecil sekali.

Meskipun ada pula perbedaan yang melihat dengan pemecahan problema transportasi dengan membangun mass rapid transport atau kereta cepat. Ini mengakibatkan dana untuk membangun jalan tersedot ke sector ini. Sebenarnya bukan masalah selama bisa mengurangi ekonomi biaya tinggi akibat macet.

Namun dengan kondisi Negara kepulauan, solusi jalan dan kereta cepat sudah tidak spesifik lagi. Ada persoalan lain dengan biaya tinggi di tempat lain hingga perlu pembangunan tol laut atau sector maritim. Memang cukup komplek, meskipun terlihat arah yang dibidik pemerintah menjadi serba salah.

Ini mengingat dengan dana yang terbatas digunakan untuk menyelesaikan persoalan transportasi yang komplek. Untuk persoalan di pulau jawa, selama ini terjadi tarik ulur antara pembangunan jalan tol atau kereta cepat. Ada sisi yang sedang dibela, yaitu perkembangan industri mobil.

Bila anggaran digunakan untuk membangun jaringan kereta cepat, bisa jadi angka perkembangan industri mobil akan tertahan. Padahal industri mobil cukup menyedot banyak tenaga kerja, dari hulu ke hilir cukup banyak mulut yang disuapi oleh industri mobil ini. Namun di satu sisi mobil jugalah yang membuat biaya ekonomi yang tinggi.

Ini bila dibandingkan dengan angkutan kereta api yang lebih murah, maka pembangunan tranportasi kereta bisa menurunkan biaya ekonomi yang tinggi. Sisi persoalan ini nampaknya sering diambil garis tengah, tanpa melihat blue print atau road map pembangunan sector transportasi dalam jangka panjang. Pemerintah cenderung menerapkan solusi tambal sulam, melihat persoalan yang ada lalu dipecahkan saat itu, sehingga setiap saat menimbulkan persoalan baru.

Pembangunan sector transportasi hanya menghasilkan persoalan baru, seakan benang ruwet yang tidak akan pernah selesai. Bila pemerintah memiliki visi pembangunan jangka panjang, harusnya ekonomi biaya tinggi yang harus diturunkan lebih dulu. Tentu saja ini akan membuat pembangunan jaringan kereta api menjadi prioritas utama dan pembangunan jalan tol sebagai pendukungnya.

Memang akan ada perlambatan di sector industri mobil, namun akan segera kembali naik saat biaya ekonomi yang tinggi bisa diturunkan. Ada mata rantai yang harusnya dilihat pemerintah sebagai jalan dalam menyelesaikan problema transportasi. Lihat 50 tahun ke depan sebelum membangun tol hanya untuk mengurai setiap kemacetan, karena jalan tol akan macet juga nantinya.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->