Dari data yang dirilis oleh BPS, ekspor kita mengalami kejayaan pada tahun 2011 dengan raihan nilai mencapai 203 milyar dolar dan surplus 26 milyar dollar pada neraca perdagangan. Namun tahun berikutnya kinerja ekspor semakin menurun dengan defisit yang terus dicatat pada neraca perdagangan. Lalu apa penyebabnya hingga kinerja ekspor bisa terus menurun?
Banyak faktor yang membuat kinerja ekspor bisa menurun dan terjadi defisit pada neraca perdagangan. Salah satunya adalah posisi rupiah yang semakin menguat, yang membuat daya saing produk kita menjadi semakin menurun. Meskipun pada akhirnya rupiah mulai melemah, tapi tak juga mampu mengangkat kinerja ekspor.
Diduga membanjirnya barang impor membuat industri dalam negeri banyak yang gulung tikar dan mengurangi kemampuan ekspor. Apalagi dengan posisi harga bahan komoditas yang semakin menurun, semakin membuat kinerja neraca perdagangan menjadi defisit. Semua faktor ini menjadi hal yang tidak disikapi dengan cermat, sehingga menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Banyak kalangan yang menilai kepergian Sri Mulyani pada tahun 2010, telah meninggalkan reformasi ekonomi di tengah jalan. Meskipun masih bisa merasakan kejayaan ekspor pada tahun 2011, tapi tidak sustainable. Perekonomian mengalami perlambatan, seiring nilai rupiah yang semakin melemah.
Diduga pula kemakmuran akibat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun 2010-2011 telah membuat impor migas menjadi semakin besar. Konsumsi yang meningkat membuat kondisi ekonomi menjadi lebih konsumtif dan melewatkan reformasi ekonomi untuk lebih produktif. Negara dilenakan dengan kondisi yang membaik, sehingga melupakan kelanjutan reformasi ekonomi yang sudah dijalankan sebelumnya.
Begitulah saat terjadi perubahan tim ekonomi yang mumpuni telah merubah nasib bangsa ini menjadi lebih buruk. Siapa tahu bahwa melengserkan seorang yang piawai dalam membawa ekonomi negeri ini, berujung panjang pada kondisi ekonomi yang memburuk. Mungkin kita harus membawa pulang kembali sang arsitek tersebut.
Arsitek yang telah membuat roadmap reformasi ekonomi menjadi lebih produktif. Krisis rupiah yang melemah sekarang, tak lebih dari kinerja ekspor yang semakin memburuk. Jauh dari angka terbaiknya pada tahun 2010-2011, pemerintah harusnya mulai melihat data yang berkembang dengan seksama dan mulai melakukan reformasi ekonomi untuk menjadi lebih produktif.