Merubah Hutang menjadi Investasi

28 September 2016

Saat peluang bisnis ada, hutang bisa saja dilakukan untuk meraih untung dengan prasyarat tertentu. Meskipun dibenarkan untuk menghindari hutang untuk bisnis beresiko dengan hasil yang belum pasti. Ini lain masalahnya bila peluang itu sudah pasti dan harus dieksekusi dengan segera.

Dalam hal ini model investasi yang diperbolehkan untuk hutang adalah investasi di sektor properti. Seperti diketahui properti menawarkan bunga hutang yang rendah dalam jangka panjang dan memberikan return yang tinggi. Meskipun akan bergantung pada lokasi, trend dan kebutuhan akan properti tersebut.

Juga investasi di sektor reksadana menawarkan kemudahan, seperti debet rekening bulanan. Ini juga salah satu jenis hutang yang bisa menjadi investasi, dengan harapan nilai reksadana akan tumbuh dalam beberapa tahun kedepan saat sudah mature. Sehingga returnnya bisa lebih tinggi dari bunga hutang.

Model-model hutang untuk berinvestasi ini memang cukup luas dan sudah banyak diterapkan. Disini banyak pula yang melewati red line atau batasan resiko hingga investasinya tidak menguntungkan. Banyak yang terjebak dalam mimpi atau bujukan marketing lembaga investasi hingga mengabaikan batasan resiko yang harus diperhatikan.

Selalu hitung keuangan dan trafik kas keuangan bulanan dalam membiayai hutang ini. Juga perhatikan return investasi ini saat maturenya. Syukur-sukur bisa returnnya bisa membantu membiayai cicilan hutangnya.

Sebut saja orang yang kredit mobil yang mengandalkan hasil rental untuk membiayai cicilan bulanan mobil tersebut. Disini tetap saja harus menyisihkan uang dari kas flow bulanan untuk membayar cicilan kredit, ini bila hasil rental tidak pasti. Lain bila model rentalnya sistem kontrak tahunan, maka hasilnya bisa diharapkan untuk membiayai cicilan kreditnya.

Perlu diperhatikan sekali lagi merubah hutang menjadi investasi ini, hanya untuk peluang bisnis yang sudah pasti dan harus dieksekusi dengan segera. Jangan terbiasa menggunakan hutang untuk peluang bisnis yang beresiko tinggi, dimana persentasi gagalnya sangat tinggi. Biasanya orang yang terbiasa hutang konsumtif akan sulit menahan diri untuk tidak melewati red line ini.

Pada investasi forex juga banyak yang menawarkan hutang, tapi dengan bunga yang tinggi. Disini harus berhati-hati dalam berhitung dan melihat arah peluang yang tidak pasti. Karena bisa-bisa modal usaha hangus untuk membayar hutang dengan bunganya.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->