Pilih Tabungan Dollar atau Rupiah?

28 August 2013

Situasi pasar uang memang sulit diduga, setelah sekian lama stabil dan sempat menguat, rupiah kembali loyo lagi. Padahal outlook ekonomi sedang baik-baiknya, memang bila dilihat fundamental ekonomi tidak pernah berubah sejak krisis. Pola ekonomi masih tumbuh secara konsumtif dan bukannya tumbuh dari produktifitas dunia usaha. Hal yang sulit sekali berkembang sejak krisis, seakan tidak pernah belajar dari pengalaman.

Sektor keuangan yang tidak pasti menyulitkan untuk menentukan jenis tabungan yang tepat di saat krisis. Meskipun banyak yang diuntungkan dengan memegang dollar saat fluktuasi terjadi, namun keuntungan tersebut hanya tercover untuk ongkos inflasi yang sudah berjalan. Nilai tukar untuk tabungan dollar memang beda dengan dollar cash, lebih rendah dari patokan di pasar mata uang. Bila nilai tabungannya tidak besar, hanya cukup menutupi biaya administrasi dan ongkos inflasi.

Jika menabung di rupiah juga lebih “mengerikan”, sudah bunganya kalah dengan biaya administrasi tabungan, juga tertekan oleh inflasi yang tinggi. Meskipun menabung itu baik, tapi lebih dari lips servis, tidak pernah dilindungi oleh sang pengambil kebijakan. Apa untungnya mengambil ongkos administrasi dari tabungan yang sebenarnya memberi dukungan modal bagi Negara. Mengambil keuntungan yang tidak fair juga melahirkan system ekonomi yang tidak kompetitif.

Inilah yang membuat begitu sulit keluar dari ekonomi konsumtif, sang pengambil kebijakan ekonomi tidak pernah memelihara iklim usaha yang kondusif. Bila harus dibiarkan memilih antara tabungan dollar atau rupiah, bisa jadi tidak untuk kedua-duanya. Pilihan yang ada memang tidak mendapatkan iklim menabung yang kondusif.

Tabungan dollar cukup menguntungkan di saat krisis

Saat terjadi fluktuasi yang tinggi dan menembus ke level berikutnya, tabungan dollar bisa sangat menguntungkan. Bayangkan bila waktu menabung dollar dengan 10 juta, setelah fluktuasi terjadi bisa mendapatkan kembali 11 juta. Suatu keuntungan seperti durian runtuh, sangat untung sekali. Namun inipun hanya untuk saat krisis, karena sesudahnya sudah tidak ada keuntungan lagi.

Keuntungan lainnya mungkin tergantung dalam melihat sebuah peluang, jadi akan berbeda di tiap orang. Meskipun CS bank akan bilang banyak untungnya menabung dollar, namun tidak bisa diterapkan untuk semua orang. Sistem tabungan memang masih menjadi penghalang untuk iklim investasi yang kondusif.

Tabungan rupiah tetap menguntungkan di saat krisis

Ingat ada undang-undang yang melindungi para penabung ini dari kebangkrutan. Misal bila krisis terjadi, banknya ditutup maka ada lembaga penjamin simpanan yang akan menalangi dari kebangrutan. Jadi tabungan yang ada akan aman saat krisis terjadi.

Hanya memang mereka tidak bisa melindungi penurunan nilai tabungan secara ekonomi. Memang sebuah investasi misalnya inves di sektor properti saat krisis akan lebih menguntungkan dibanding sebuah tabungan. Namun bila belum bisa mengambil sebuah langkah investasi, sebuah tabungan akan bisa berguna.

Jadi bila melihat kondisi yang ada antara tabungan dollar atau rupiah, masing-masing memiliki keuntungan dan kekurangan. Hanya peluangnya berbeda bila dilihat dari sisi investasi, masih butuh kejelian dalam mengeksekusi peluang yang ada. Namun yang jelas keduanya sangat menguntungkan untuk jaga-jaga di saat krisis.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->